"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini. Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," tegas Dwikorita, dilansir iNews.id dari laman BMKG pada Selasa (14/5/2024).
Menurut Dwikorita, karakteristik maritim Indonesia yang dikelilingi laut hangat dan topografi pegunungan berkontribusi pada pergerakan udara naik yang menciptakan buffer terhadap lonjakan suhu ekstrem, seringkali diikuti oleh hujan yang berfungsi mendinginkan permukaan bumi secara berkala. Ini adalah alasan mengapa gelombang panas tidak terjadi di wilayah kepulauan Indonesia.
Dwikorita juga menjelaskan, bahwa suhu panas yang dirasakan adalah konsekuensi dari pemanasan permukaan yang terjadi karena berkurangnya pembentukan awan dan penurunan curah hujan.
Kondisi lembab yang dirasakan oleh penduduk Indonesia akhir-akhir ini adalah fenomena umum selama periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau, yang ditandai dengan kombinasi dari pemanasan permukaan dan tingginya kelembaban udara.
“Periode transisi ini biasanya ditandai dengan pagi yang cerah, siang yang panas dengan pertumbuhan awan yang cepat dan peningkatan suhu, diikuti oleh hujan di sore atau malam hari,” tuturnya.
Di malam hari, keadaan lembab dapat terasa jika langit tertutup awan dan suhu serta kelembaban udara tetap tinggi. Namun, suhu akan kembali menurun secara bertahap setelah hujan mulai turun.
Itulah 10 Kota Terpanas di Indonesia Tahun 2024 yang dapat menjadi sebuah refleksi sekaligus pengingat bagi kita. Bahwa pentingnya kesadaran lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Daftar kota-kota ini bukan hanya sekedar angka, tetapi juga sebuah panggilan untuk bertindak lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya alam dan membangun kota-kota yang lebih berkelanjutan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait