Kota Semarang Alami Deflasi, Mbak Ita Minta Semua Pihak Tetap Waspada

Arni Sulistiyowati
Kota Semarang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen di bulan Mei 2024. Komoditas penyumbang deflasi di Kota Semarang. (Foto: Dok)

Lebih lanjut, Mbak Ita berharap peran Lurah Pasar dalam keterlibatan menjaga ketersediaan stok dan harga bahan pangan, dengan memaksimalkan perannya. Ke depan, ia telah mengajak Bank Indonesia untuk supervisi terkait peran Lurah Pasar. 

“Lurah Pasar ini sangat berperan dalam pengendalian inflasi di pasar. Sehingga saya juga nanti memberikan apresiasi kepada Lurah Pasar untuk melihat contoh pasar tradisional tapi konsepnya modern seperti di Bandung. Kemudian juga rantai distribusi yang menjadi pemicu inflasi turun. Kenapa di Bandung inflasi rendah, termasuk Jakarta, karena Jakarta punya food station yang dikelola oleh Pasar Jaya. Kemudian di Bandung suplai bahan pokok di sekitarnya, karena memang ada perkebunan. Nah ini kita harus support dan saya minta kepada BPKAD untuk menginventarisir kalau bisa nanti dapat insentif untuk penanam cabai dan bawang. Sehingga ketersediaan stok bahan pokok bisa terjamin di Kota Semarang,” imbuhnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam upaya pengendalian inflasi terus menggenjot Gerakan Pasar Murah. Lewat Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) rencananya akan digelar sebanyak 23 kali di bulan Juni 2024.

Selain itu juga dilakukan optimalisasi kios TPID. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Semarang terkait Gerakan menanam tanaman lokal penggati beras juga terus digencarkan.

Editor : Maulana Salman

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network