JAKARTA, iNewsSemarang.id – Ada beberapa pemilik perusahaan otobus (PO) di Indonesia yang ternyata tak hanya dari kalangan pengusaha, tapi ada yang berasal dari sopir dan kondektur.
Selain itu, ada yang memulai usahanya berbekal pengalaman dan tidak menggunakan modal yang besar hingga bisa menjalankan PO.
Berikut ini perusahaan bus yang pemiliknya merintis dari bawah sebagai sopir dan kondektur, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.
1. PO Rosalia
Pemilik PO bus Rosalia Indah adalah pasangan suami-istri Yustinus Soeroso dan Yustina Rahyuni asal Palur, Karanganyar, Jawa Tengah. Sebelum merintis bisnis bus pada 1983, Soeroso sudah terlebih dahulu terjun di dunia transportasi. Ia sempat bekerja sebagai kondektur di PO Timbul Jaya selama hampir 11 tahun.
2. PO Putra Remaja
Pemilik PO Putra Remaja yakni Sutikno pernah bekerja sebagai kondektur di PO Ramayana. Bahkan awal berdiri PO Putra Remaja tidak terlepas dari PO Remaja Express yang pemiliknya adalah adik dari pemilik PO Ramayana.
Saat itu PO Remaja Express yang sudah tidak terawat kemudian dikelola oleh Sutikno pada 1980. Sutikno mendapat 6 unit bus dengan kondisi dua dapat beroperasi sementara 4 lainnya dalam reparasi. Berbekal enam unit bus tadi, PO Putra Remaja terus berkembang hingga kini memiliki 150 unit bus.
3. PO Karya Jasa
Cikal bakal bus pariwisata asal Yogyakarta ini berangkat dari beberapa orang yang memiliki usaha truk sebagai transportasi, salah satunya Wibisono. Saat itu ia mengemudikan truknya sendiri karena tidak bisa sanggup membayar sopir.
Seiring berjalannya waktu, Wibisono melihat ada peluang di bisnis transportasi bus. Di sisi lain bisnis truk kian lesu karena semakin banyak pesaing. Akhirnya dengan beberapa armada bus bekas PO Karya Jasa beroperasi. Bus ini pun fokus menjadi bus pariwisata.
Bisnis terus berkembang dari yang semula hanya bisa membeli bus bekas, PO Karya Jasa kemudian bisa membeli bus-bus baru hingga kini jumlahnya menjadi 100 unit.
4. PO Haryanto
Pemilik PO Haryanto yakni Haji Haryanto sempat bekerja sampingan sebagai sopir angkot di samping pekerjaan utamanya sebagai sopir batalyon. Pekerjaan sampingan ini ia lakukan sejak menikah pada 1982. Kebutuhan yang meningkat mendorongnya membeli angkot dan mengemudikannya sendiri.
Sekitar awal 2000-an, Haryanto memutuskan pensiun dini dari karier militernya untuk menekuni dunia bisnis. Pada saat itu ia menjual sejumlah angkot miliknya untuk menjadi sejumlah armada bus. Trayek awal PO Haryanto adalah Cikarang-Tangerang dengan total lima armada.
5. PO Sahaalah
Pemilik PO bus AKAP ini adalah Nur Salim dari Jepara. Kendati tergolong pemain baru, PO Sahaalah cukup terpandang karena pengalaman Nur Salim yang sudah melalang buana di dunia transportasi sejak 1990-an.
Sebelum berbisnis bus, Nur Salim terlebih dahulu bekerja sebagai sopir truk di PT Muji Jaya Putra Mandiri yang bergerak du bidang transportasi angkutan barang. Pengalaman sebagai sopir ini tidak hanya membuatnya pandai mengemudi, ia juga memahami mesin hingga manajemen perusahaan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait