Melalui buku al-Jabr wal-Muqabala, Khawarizmi mengembangkan trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus, tangen, kotangen, juga algoritma, dan hitungan desimal. Dia juga mengembangkan konsep angka nol sebagai bilangan yang pada abad ke-7 dirumuskan oleh pemikir India, Brahmagupta.
Al-Khawarizmi tercatat pernah menulis buku al-Jam‘a wal-Tafriq bi-Ḥisab al-Hind yang mengulas ilmu hitung di matematika India.
Hidup selama 780-850 M, Khawarizmi lahir di Khwarezm, daerah yang di masa lalu termasuk kawasan Persia. Sekarang, daerah ini bernama Khiva dan menjadi wilayah Uzbekistan. Khawarizmi tumbuh semasa Harun al-Rasyid berkuasa.
Penguasa Daulah Abbasiyah paling sukses itu, dikenang sebagai pemimpin yang sangat peduli pada ilmu pengetahuan.
Sang khalifah membentuk lembaga ilmu pengetahuan di Baghdad bernama Baitul Hikmah. Saat putra Harun al-Rasyid, al-Makmun naik tahta, lembaga perpustakaan legendaris itu berkembang semakin pesat.
Di Baitul Hikmah, Khawarizmi bekerja sebagai ilmuwan dan penerjemah teks-teks Yunani. Dari sana, ia mendalami aljabar, geometri, hingga astronomi.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait