JAKARTA, iNewsSemarang.id - Aljabar adalah salah satu bagian dari bidang matematika yang luas, bersama dengan teori bilangan, geometri, dan analisis.
Dalam bentuk paling umum, aljabar adalah ilmu yang mempelajari simbol-simbol matematika dan aturan untuk memanipulasi simbol-simbol ini. Aljabar adalah benang pemersatu dari hampir semua bidang matematika.
Selain itu, aljabar juga mencakup segala sesuatu dari dasar pemecahan persamaan hingga mempelajari abstraksi seperti grup, gelanggang, dan medan. Bagian-bagian dasar dari aljabar disebut aljabar elementer, sementara bagian aljabar yang lebih abstrak disebut aljabar abstrak atau aljabar modern.
Aljabar elementer umumnya dianggap penting untuk setiap studi matematika, ilmu pengetahuan, atau teknik, serta aplikasi dalam kesehatan dan ekonomi. Aljabar abstrak merupakan topik utama dalam matematika tingkat lanjut, yang dipelajari terutama oleh para profesional dan pakar matematika.
Tahukah Anda siapa penemu aljabar? Penemu aljabar ternyata seorang muslim bernama Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi.
Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi dianggap sebagai "Bapak Aljabar". Khawarizmi terkenal hingga era modern berkat karya besarnya, al-Kitab al-Mukhtaṣar fi Ḥisab al-Jabr wal-Muqabala. Buku yang menjadi pondasi pengembangan aljabar dan algoritma tersebut diterjemahkan ke bahasa Latin dengan judul Liber Algebrae et Almucabala pada abad ke-12.
Melalui buku al-Jabr wal-Muqabala, Khawarizmi mengembangkan trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus, tangen, kotangen, juga algoritma, dan hitungan desimal. Dia juga mengembangkan konsep angka nol sebagai bilangan yang pada abad ke-7 dirumuskan oleh pemikir India, Brahmagupta.
Al-Khawarizmi tercatat pernah menulis buku al-Jam‘a wal-Tafriq bi-Ḥisab al-Hind yang mengulas ilmu hitung di matematika India.
Hidup selama 780-850 M, Khawarizmi lahir di Khwarezm, daerah yang di masa lalu termasuk kawasan Persia. Sekarang, daerah ini bernama Khiva dan menjadi wilayah Uzbekistan. Khawarizmi tumbuh semasa Harun al-Rasyid berkuasa.
Penguasa Daulah Abbasiyah paling sukses itu, dikenang sebagai pemimpin yang sangat peduli pada ilmu pengetahuan.
Sang khalifah membentuk lembaga ilmu pengetahuan di Baghdad bernama Baitul Hikmah. Saat putra Harun al-Rasyid, al-Makmun naik tahta, lembaga perpustakaan legendaris itu berkembang semakin pesat.
Di Baitul Hikmah, Khawarizmi bekerja sebagai ilmuwan dan penerjemah teks-teks Yunani. Dari sana, ia mendalami aljabar, geometri, hingga astronomi.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait