Akhiri Polemik Toa Masjid, Pemuda Muhammadiyah Minta Menag Yaqut Minta Maaf dan Berhenti Bikin Gaduh
SURABAYA, iNewsSemarang.id – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur meminta polemik soal pengaturan pengeras suara atau toa masjid diakhiri. Selain itu, mendesak agar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta maaf dan tidak membuat gaduh lagi.
Wakil Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim, Sobrun Jamil, mengaku terganggu dengan pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas soal adzan di masjid yang telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Pihaknya merasa terusik, karena di saat yang sama sedang mengerjakan agenda digitalisasi masjid yang akan segera dilaunching, namun Menag Yaqut sebagai pejabat publik malah sibuk memberikan klarfikasi akibat komunikasi yang membuat blunder.
"Kami ini sedang berusaha menghimpun masjid-masjid di Jawa Timur agar saling terhubung dan fasilitasnya bisa diketahui dan diakses masyarakat luas. Kondisi yang terjadi malah kementerian sibuk klarifikasi sana sini soal ucapan blunder menterinya. Kami sangat menyayangkan. Kami ingin Masjid-Masjid kita menjadi pusat aktivitas yang produktif," terangnya, sebagaimana dikutip dari pwmu.co.
Alih-alih sibuk memberikan klarifikasi, Sobrun menyarankan agar Menag Yaqut meminta maaf secara terbuka. Menurutnya kebijakan Kemenag mengatur volume pengeras suara masjid baik, hanya saja cara berkomunikasinya kurang efektif.
"Sudah saatnya energi yang kita punya diarahkan kepada hal-hal yang lebih produktif. Gus Menteri sebaiknya minta maaf saja ke publik. Sebagai pejabat publik permintaan maaf itu sesuatu hal yang biasa dan lumrah. Akhiri pembelaan yang malah membuat gaduh. Apalagi ini bukan gaduh yang pertama," kata dia.
Lebih lanjut Sobrun menyampaikan soal agenda digitalisasi masjid yang sudah disiapkan PW Pemuda Muhammadiyah sejak tahun lalu. Melalui program ini, pihaknya berharap dapat menghimpun informasi terkait potensi Masjid yang ada di Jawa Timur. Data yang dihimpun itu, lanjutnya, dapat disajikan dalam bentuk informasi yang bisa diakses publik.
Diantara bentuk informasi yang disampaikan mulai dari fasilitas Masjid, sarana dan pra sarana pendukungnya. Kegiatan kepemudaan atau Remaja Masjid.
"Kami menarget ada 3000-an Masjid yang terintegrasi. Apa yang kita gagas ini pastinya menunjang program pemerintah untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui jalinan silaturrahim digital. Pastinya juga punya efek kemanfaatan bagi warga sekitar Masjid apapun latar belakangnya," pungkas Sobrun.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait