Tak Kenal Menyerah, Ikhwan Khanafi Penyandang Tunanetra Terus Berjuang hingga Diterima Kuliah di UNY
Salah satu cerpen yang ditulisnya, berjudul 'Berkilau dalam Temaram', menceritakan pengalaman seorang difabel tunanetra yang bersekolah di sekolah umum. Cerpen ini menyoroti pentingnya inklusivitas, yaitu pengakuan dan penghargaan atas keberagaman, terutama bagi para difabel.
Penyandang disabilitas atau orang dengan kebutuhan khusus tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan harus diperlakukan secara setara.
Selain fokus pada dunia kepenulisan, alumni MAN 2 Sleman ini juga memiliki rencana lain selama di UNY. Ke depannya, Ikhwan berencana untuk bergabung dengan Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) dan UKM Al-Huda UNY. Ia berharap bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan berbagi ilmu di masa depan.
"Jika diberi kesempatan, saya ingin melanjutkan studi ke jenjang S2 karena cita-cita saya adalah menjadi guru. Saya ingin berbagi ilmu dan memotivasi orang lain bahwa keterbatasan tidak menghalangi untuk meraih pendidikan yang tinggi," ucapnya.
Orang tua Ikhwan, Mudihanto dan Sujilah, yang berprofesi sebagai petani, bersyukur anak mereka diterima di UNY melalui jalur mandiri talent scouting.
"Saya senang dan bangga karena jarang sekali mahasiswa difabel tunanetra bisa diterima di universitas negeri. Yang penting anaknya nyaman dan bisa berkembang dengan baik, saya akan terus mendukungnya," kata Mudihanto.
UNY menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengakuan dan penghargaan atas keberagaman dengan menerima mahasiswa disabilitas. Ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang keterbatasan, dan merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang setara.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait