JAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari Luthfi Defri Riski, seorang anak penyandang tunagrahita yang merupakan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Sabang, yang berhasil menghafal Alquran. Luthfi membacakan Surat Al-Fatihah dengan tajwid, makhraj, dan irama yang sangat baik.
Suara yang menenangkan saat Luthfi membacakan Surat Al-Fatihah mengisi suasana acara Launching Limit (Lima Belas Menit) bersama Alquran dan penyerahan sertifikat halal di Kota Sabang, Aceh.
Pada awalnya, acara berjalan seperti biasa, dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Azhari, serta tamu undangan lainnya. Acara ini dibuka dengan tari Ranub Lampuan dan lantunan ayat suci Alquran.
Namun, suasana berubah menjadi lebih khusyuk ketika Luthfi Defri Riski naik ke atas panggung. Ia diundang oleh pembawa acara untuk membacakan Surat Al-Fatihah.
"Kami persembahkan penampilan Tahfidz dari Ananda Luthfi Defri Riski," ujar MC Hadianti, sebagaimana dikutip dari laman Kemenag Aceh, Jumat (16/8/2024).
Luthfi kemudian membacakan Surat Al-Fatihah dengan begitu menyejukkan. Suara isak tangis mulai terdengar di antara para hadirin, dan banyak yang mulai mengambil tisu di depan mereka.
Bahkan, para pria pun tampak berusaha menahan air mata agar tidak jatuh. Ayat-ayat Alquran yang dibacakan Luthfi begitu menyentuh hati orang-orang yang beriman.
"Luthfi selalu dibimbing oleh orang tua dan neneknya, Nurhayati, di rumah. Saya sebagai guru pembimbing hanya mendampingi saja. Fondasi Alquran pada diri Luthfi sudah sangat kuat ditanamkan oleh mereka," kata Ekawati, guru pembimbing Luthfi.
Luthfi Defri Riski adalah anak dari pasangan Jufri Raden dan Dina Andriana. Saat ini, Luthfi tinggal di Gampong Cot Ba' U, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Aceh.
"Luthfi telah menghafal Juz 30, Surat Yasin, dan berbagai salawat nabi. Tidak ada batasan yang dapat menghentikan semangat anak ini untuk terus belajar dan berkembang. Anak seperti Luthfi ini kuat, unik, dan kita mencintainya apa adanya. Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah, karena dunia ini membutuhkan keberanian dan kekuatan mereka," ucapnya.
Diketahui bahwa tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-rata, mengalami keterbelakangan mental, serta memiliki proses berpikir dan belajar yang lebih lambat dibandingkan dengan orang pada umumnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait