SEMARANG, iNewsSemarang.id - Sebagai bentuk keprihatinan atas viralnya kasus kematian dokter residen atau mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Aulia Risma Lestari (ARL), puluhan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar aksi menyalakan 1.000 lilin di kompleks Widya Puraya Undip sekitar pukul 18.30 WIB, Senin (2/9/2024) petang.
Sebelum menyalakan lilin, para mahasiswa FK Undip terlebih dahulu berdoa dan menyanyikan lagu Totalitas Perjuangan bersama-sama. PromosiDitopang Dana Murah, Penghimpunan Simpanan BRI Naik 11,61% di Triwulan II 2024.
Para mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) juga turut membawa poster foto dokter ARL dan spanduk bertuliskan “Turut Berduka Cita”. Setelah itu, mereka secara bergantian menyalakan lilin dan menaruhnya di pelantar Widya Puraya.
Koordinator Aksi, Dafon, menjelaskan bahwa aksi menyalakan lilin ini merupakan bentuk duka cita untuk dua hal. Pertama, sebagai ungkapan simpati atas meninggalnya rekan sejawat, almarhumah ARL. Kedua, mereka juga merasa simpati terhadap penghentian aktivitas klinis Dekan FK Undip di RSUP dr Kariadi Semarang.
“Kami ingin kasus [kematian dokter ARL] diusut tuntas. Kami akan terus mengawal kasus ini yang masih dalam proses. Kami berharap hasil akhirnya jelas, terutama dari kepolisian dan pengadilan,” ujar Dafon kepada Solopos.com pada Senin (2/9/2024).
Dafon menyebutkan bahwa sebanyak 80 mahasiswa mengikuti aksi solidaritas tersebut. Dia berharap kasus kematian dokter residen di RSUD Kardinah Kota Tegal tidak berlarut-larut.
Sementara itu, Ketua Bidang Sosial dan Politik BEM FK Undip, Salsabila Arina, akan terus memantau perkembangan fakta-fakta terkait meninggalnya almarhumah ARL, terutama mengingat informasi yang beredar di media sosial masih simpang siur.
Salsa, panggilan akrab Salsabila Arina, meminta masyarakat untuk menahan diri dan tidak menyalahkan kampus, terutama Fakultas Kedokteran (FK) Undip. Masyarakat diimbau untuk menunggu hasil investigasi sebelum memberikan komentar tentang peristiwa tersebut.
“Yang sering disorot adalah universitas, padahal kami sebagai mahasiswa masih menunggu hasilnya. Dekan dan guru besar FK Undip sangat terbuka mengenai kasus ini,” jelasnya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, Salsa berharap ada perbaikan menyeluruh dalam sistem PPDS Anestesi. Dia ingin pimpinan FK Undip berdialog dengan mahasiswa PPDS.
“Mungkin mahasiswa PPDS perlu dikumpulkan untuk ditanya mengenai masalah yang ada dan kendala yang dihadapi. Semua pihak harus saling memaafkan. Yang jelas, semoga kejadian ini tidak terulang lagi,” tutupnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait