SEMARANG, iNewsSemarang.id – Ada yang berbeda dalam pertunjukan aksi teatrikal peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Senin (14/10/2024) malam.
Biasanya dalam peringatan menceritakan perjuangan heroik pemuda Semarang melawan tantara Jepang. pada peringatan semalam, mengisahkan sosok dan peran Mr Wongsonegoro sebagai Wakil Residen Semarang hingga Gubernur Jawa Tengah Pertama sejak Indonesia Merdeka.
Adalah Stevanus Soekirno, seniman sekaligus sesepuh teater Semarang yang membidani lahirnya teatrikal Pertempuran 5 Hari Semarang. Diakuinya sejak tahun 2008 hingga kini kisah teatrikal Pertempuran Lima Hari di Semarang berkisah antara lain Pelucutan Senjata Jepang di Kidobutai oleh rakyat Semarang dan sejumlah pemuda pejuang. Selain itu juga sering mengekspose gugurnya dr Kariyadi ditembak tentara Jepang saat bertugas hendak mengecek kebenaran peracunan tandon air minum Wungkal.
Mr Wongsonegoro pada peringatan kali ini sengaja ditampilkan untuk menguak perannya yang sangat luar biasa sejak menjadi Wakil Residen Kota Semarang hingga menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah yang Pertama.
”"Beliau ini sangat mewarnai dan terlibat diplomasi-diplomasi dengan tentara Jepang. Bahkan beliau menjadi wakil Bung Karno untuk urusan di Jawa Tengah,” ungkap Bung Kirno, panggilan akrab Stevanus Soekirno.
Mantan Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang yang juga mantan anggota DPRD Jateng ini bahkan memaparkan bahwa Mr Wongsonegoro juga pernah menjabar sebagai Menteri di era Presiden Soekarno. Selain itu juga sebagai tokoh pembina Kepercayaan serta Pencak Silat.
“Artinya Mr Wongsonegoro tidak bisa dianggap remeh keterlibatannya dalam pembentukan Indonesia. Sebab sebelum terdengat kabar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno-Hatta, beliau juga tengah mempersiapkan rencana kemerdekaan dengan menghadiri dan memimpin rapat-rapat dengan badan-badan persiapan, termasuk dengan unsur kepemudaan kala itu,” ujar Bung Kirno.
“Makanya dalam teatrikal kami tampilkan saat menerima kabar proklamasi dari wartawan Kantor Berita Domei, beliau tengah memimpin rapat di Gedung Java Hookookai. Saat itu pula beliau bacakan proklamasi di hadapan peserta rapat dan akhirnya menyebar ke seluruh Jawa Tengah,” ujarnya.
Kiprah yang luar biasa ini menurut Bung Kirno layak diapresiasi setinggi-tingginya oleh negara dengan mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional.
“Kita perlu mengusulkan beliau sebagai Pahlawan Nasional, karena pengakuan dari daerah sudah cukup mengakui eksistensinya dengan menjadikan nama Rumah Sakit di Semarang. Hal ini tentu akan membanggakan Jawa Tengah memiliki sosok pejuang yang luar biasa dan bisa menginspirasi semua kalangan, terutama generasi muda,” jelasnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait