Allah Swt Mendidik Kalimat Thoyibah Pada Manusia

Moh. Miftahul Arief

Semarang. iNewsSemarang.id - Ada beberapa hidayah yang bisa didapatkan dari Al-Qur'an, salah satunya dalam surah Ibrāhīm ayat 24-25. Berikut penjelasannya.

1. Surah Ibrāhīm ayat 24

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ

Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim: 24).

Tafsir Tahlili Surah Ibrāhīm ayat 24: 
Perumpamaan yang disebutkan dalam ayat ini adalah perumpamaan mengenai kata-kata ucapan yang baik, misalnya kata-kata yang mengandung ajaran tauhid, seperti “Lailaha illallah” atau kata-kata lain yang mengajak manusia kepada kebajikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. 

Kata-kata semacam itu diumpamakan sebagai pohon yang baik, akarnya teguh menghujam ke bumi. 

Akar bagi pohon memiliki dua fungsi utama, yaitu (1) menghisap air dan unsur hara dari dalam tanah dan (2) menopang tegaknya pohon. 

Apabila akar tidak dapat lagi mengambil unsur-unsur hara dari dalam tanah maka lambat laun pohon akan mati. 

Sedangkan akar pohon yang berfungsi baik akan dapat menyalurkan unsur-unsur hara dari dalam tanah ke bagian atas pohon dan pertumbuhan pohon akan berjalan dengan baik. Dahannya rimbun menjulang ke langit. 

Hadits Nabi saw:

عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَ إِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ. فَحَدِّثُوْنِيْ مَا هِيَ؟ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِى. قَالَ عَبْدُ اللهِ فَوَقَعَ فِيْ نَفْسِيْ أَنَّه

النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ. ثُمَّ قَالُوْا حَدِّثْنَا مَاهِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: هِيَ النَّخْلَةُ. (رواه البخاري)

Artinya: Dari Abdullah bin ‘Umar r.a., ia berkata, Rasulullah saw bersabda: Diantara jenis pohon, ada suatu pohon yang tidak pernah gugur daunnya. Pohon itu adalah perumpamaan bagi orang Islam

Beritahukan aku, apakah pohon itu? Orang-orang mengira pohon itu adalah pohon yang tumbuh di hutan. 

Berkata Abdullah, Sedangkan menurut saya pohon itu adalah pohon kurma. Tetapi saya malu untuk berkata. 

Kemudian para sahabat berkata, Beritahulah kami pohon apa itu, hai Rasulullah! 

Beliau menjawab, “Pohon itu adalah pohon kurma.” (Riwayat al-Bukhāri).

Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar membiasakan diri menggunakan ucapan yang baik, yang berfaedah bagi dirinya, dan bermanfaat bagi orang lain. Ucapan seseorang menunjukkan watak dan kepribadiannya serta adab dan sopan-santunnya. Sebaliknya, setiap muslim harus menjauhi ucapan dan kata-kata yang jorok, yang dapat menimbulkan rasa jijik  bagi yang mendengarnya.

2. Surah Ibrāhīm ayat 25

تُؤْتِيْٓ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ ۢبِاِذْنِ رَبِّهَاۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat (QS. Ibrahim: 25).

Tafsir Tahlili Surah Ibrāhīm ayat 24:
Dalam ayat ini digambarkan bahwa pohon yang baik itu selalu memberikan buahnya pada setiap manusia, dengan seizin Tuhannya. Adapun proses pertumbuhan tanaman diperlukan berbagai unsur hara yang cukup banyak macamnya. 

Menurut jumlah yang diperlukannya, unsur hara ini dibedakan menjadi unsur hara makro yang diperlukan dalam jumlah banyak, dan unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit, tetapi keberadaannya mutlak diperlukan. Untuk sampai pada terjadinya buah, akar harus dapat memasok semua kebutuhan unsur hara ini dalam jumlah yang cukup dan seimbang. 

Ada beberapa unsur hara yang apabila dipasok melebihi kebutuhannya akan menjadi racun bagi tanaman dan dapat menyebabkan kematian bagi tanaman, misalnya besi untuk tanaman padi. 

Sebab itu, manusia yang mengambil manfaat dari pohon itu hendaklah bersyukur kepada Allah karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya melalui seseorang adalah karunia dan rahmat dari Allah swt.

Demikian pula halnya kata-kata baik yang kita ucapkan kepada orang lain, misalnya dalam memberikan ilmu pengetahuan yang berguna, manfaatnya akan didapat oleh orang banyak. 

Lesson learn dari kajian ayat ini, setidaknya ada tiga pesan penting yang perlu diperhatikan bersama. Pertama, Dalam lingkup pendidikan formal, setiap peserta didik yang memperoleh ilmu pengetahuan dan hikmah dari seorang guru sepatutnya bersyukur kepada Allah karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan dan hikmah yang telah diperolehnya melalui seseorang adalah karunia dan rahmat dari Allah swt. Peserta didik mengamalkan ilmu yang diperoleh sebagai wujud syukur itu dalam ranah spiritual sosial dan multi skills. Dalam bahasa psikologi pendidikan islami peserta didik memiliki keseimbangan cerdas spiritual ilahiah, emosional, sosial dan intelektual. 

Kedua, dalam pendidikan informal, ibu dan bapak sebagai pendidik utama dan pertama dalam pendidikan keluarga sudah semestinya senantiasa memberi teladan dan mempergunakan kata-kata yang baik dan santun serta menjauhi ucapan-ucapan kotor dan kasar, karena ucapan-ucapan itu akan ditiru oleh anak-anak mereka.

Ketiga, dalam konteks pendidikan non formal pada kehidupan masyarakat lokal nasional dan global, kalimat thoyyibah, kata-kata yang baik wajib diterapkan untuk menjaga suasana sejuk dan damai, lebih-lebih sangat relevan di era digital dan media sosial saat ini.

Wallahu a'lam.

Dr. H. Ismail, M.Ag/ Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.

Editor : Miftahul Arief

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network