Semarang. iNewsSemarang.id - Al-Qur’an bagi umat Islam dipercaya sebagai rahmat dan petunjuk dari Allah SWT supaya selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat. Al-Qur’an sebagai sumber rujukan umat Islam dan kitab yang diyakini kebenarannya terdapat petunjuk kehidupan, sumber hukum dan moral serta informasi mengenai pengetahuan alam semesta.
Makna isi Al-Qur’an diyakini mampu membentuk pribadi dan karakter yang baik bagi yang memahaminya, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya ”Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. Yunus:57).
Pemahaman terhadap nilai ayat Al-Qur’an akan menyadarkan manusia, bahwa kitab tersebut merupakan pesan langsung dari Allah SWT sebagai tuntunan yang benar agar terhindar dari suatu kerugian, karena dengan memahami maknanya akan diperoleh pelajaran dan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan di dunia dan akherat.
Nilai pengajaran dalam Al-Qur’an dijelaskan berulang-ulang pada beberapa ayat antara lain dalam surat Al Qomar (54) ayat 17, 22, 32 dan 40 yang artinya “Sesungguhnya telah Kami mudahkan (Alquran) bagi manusia untuk menjadi pelajaran. Apakah ada orang yang mengambil pelajaran..?”
Penjelasan tersebut ditekankan kembali pada surat Yusuf ayat 111 yang artinya “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman”.
Dijelaskan juga dalam surat An Nahl (16) ayat 13 yang artinya “Dan apa-apa yang Dia (Allah) ciptakan di bumi ini berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang mengambil pelajaran”.
Kandungan nilai Al-Qur’an dapat menjadi pedoman, sumber dan dasar literasi sehingga dapat digali unsur-unsur pengajaran yang dijamin kebenarannya . Perumpamaan nilai sains dalam Al-Qur’an merupakan konsep Islamisasi of Science, yang diubah ke dalam nilai-nilai Islam.
Hal ini membuktikan adanya hubungan antara sains dan agama dengan kata lain, Al-Qur’an dapat menjadi literasi masyarakat muslim dalam bidang sains. Proses ilmu pengetahuan dalam Islam berdasar hukum naqli berupa ayat-ayat kauliyah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis yang dijamin kebenarannya, berupa tuntunan, arahan yang mampu membentuk jiwa religius dan karakter dalam kehidupan sehari hari.
Hukum aqli bersumber dari penalaran dan kreativitas melalui proses metode ilmiah yang dibuktikan kebenarannya melalui fakta dan data yang diorganisasikan untuk menjawab hipotesis serta menanamkan sikap ilmiah.
Semua ilmu merupakan satu kesatuan yang berasal dari dan bermuara pada Allah SWT melalui wahyu baik secara langsung maupun tidak langsung bertujuan mencari kebenaran. Dengan kebenaran mengantarkan pengkajinya semakin mengenal dan semakin dekat pada Allah SWT sebagai Al Alim (Yang Maha Tahu). Kedua corak ilmu diikat dalam satu kesatuan oleh wahyu yang berwujud kitab Al-Qur’an dan Hadis.
Literasi Al-Qur'an dan Ilmu Biologi
Pembiasaan literasi Al-Qur’an dan Hadis dalam menelisik konsep biologi belum sering dilakukan, sehingga terkesan Al-Quran dan Hadis terlepas dengan konsep biologi. Pemikiran ini salah besar, jika kita runtut secara seksama justru sumber utama konsep biologi adalah Al-Quran dan Hadis.
Berikut beberapa konsep biologi Al-Quran dan Hadis:
- Pewarisan sifat
Sebelum Mendel menyatakan tentang pewarisan sifat, Rasulullah Muhammad Saw, sudah mengenalkan pewarisan sifat tersebut pada sahabatnya, sebagaimana dalam hadits yang artinya: “Wahai Rasulullah, istriku melahirkan anak berkulit putih, sedangkan aku dan istriku berkulit putih. Rasulullah Saw balik bertanya; Apakah kamu memiliki unta?, ya Rasulullah. Apa warna rambut untamu? Sahabat menjawab, putih kemerah merahan. Rasulullah balik bertanya; Apakah ada warna rambut untamu hitam ke abu-abuan?, ya Rasulullah, jawab sahabat. Rasulullah Saw balik bertanya; dari mana menurutmu warna rambut unta itu? Sahabat menjawab: dulu induknya ada yang berwarna seperti itu. Maka Rasulullah menjawab: Begitu juga warna kulit anakmu, menuruni warna kulit nenek moyangnya.”
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait