Saat ini, serapan susu lokal hanya 20 persen, sementara susu dari luar negeri sebanyak 80 persen. “Persentase ini kalau bisa harus dibalik. Bikin roadmap yang jelas akan kuota produk susu peternak lokal ditambah,” katanya.
Sementara, Senior Manager Cimory Dairyland Kabupaten Semarang, Agus Purwoko Jati menegaskan bahwa pihaknya menginginkan kualitas susu yang bagus sehingga hanya bisa menerima susu yang memenuhi standar jika berpatokan pada sisi IPS.
Menurut dia, selama ini Cimory tidak pernah membatasi secara jumlah dalam menyerap produksi susu peternak lokal. “Kami di Cimory tidak membatasi, selama kualitasnya bagus sesuai standar, pasti kami terima. Kalau standar kan yang menentukan pemerintah,” tegasnya.
Namun demikian, susu yang diterima dari peternak lokal tersebut jumlahnya masih kurang untuk melakukan produksi berbagai olahan susu di tempatnya.
“Kami memproduksi banyak olahan susu dan turunannya, seperti keju, yogurt dan lain sebagainya. Jumlah susu lokal tetap masih kurang, makanya ada susu luar negeri,” kata Agus.
Pramono, pembina dan peternak UD Purnomo Kabupaten Boyolali sangat mengharapkan perhatian pemerintah lebih serius kepada peternak susu. “Ya terutama soal stabilisasi harga susu, ketersediaan dan keterjangkauan pakan serta fasilitas pendukung lainnya,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait