SEOUL, iNewsSemarang.id - Sejak tahun 2021 hingga lima tahun pendatang, Korea Utara (Korut) menempatkan banyak satelit pada orbit kutub sinkron matahari. Satelit yang diluncurkan adalah jenis satelit pengintai dan akan terus diluncurkan selama beberapa tahun ke depan.
Menurut pimpinan Korut Kim Jong Un, tujuan diluncurkannya sejumlah satelit pengintai untuk memantau aktivitas militer Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya secara real time, seperti dilaporkan kantor berita KCNA.
"Dia (Kim Jong Un) mencatat, tujuan mengembangkan dan mengoperasikan satelit pengintai adalah untuk memberikan informasi real time kepada angkatan bersenjata DPRK (Korut) tentang aktivitas militer pasukan agresi imperialisme AS dan bawahannya di Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Pasifik," bunyi laporan, seperti diberitakan kembali Reuters, Kamis (10/3/2022).
Kim menjelaskan, proyek satelitnya tidak hanya mengumpulkan informasi militer AS dan sekutu, tapi juga melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional Korut. Dia menegaskan Korut punya hak yang sah untuk membela diri.
"Dia menekankan proyek mendesak untuk menyempurnakan kapasitas kesiapsiagaan perang dengan meningkatkan sistem pencegah perang adalah tugas revolusioner tertinggi, tugas prioritas politik dan militer yang paling penting bagi Partai dan pemerintah," demikian laporan KCNA.
Usai uji coba rudal terbaru pada pekan lalu, Korut menjelaskan langkah itu sebagai persiapan untuk peluncuran satelit ke orbitnya.
Korut dua kali menguji coba sistem satelit pada 27 Februari dan 5 Maret. Pihak berwenang Korsel, Jepang, dan AS menyebutkan tes tersebut melibatkan rudal balistik, perangkat yang cocok sebagai kendaraan pengantar satelit ke orbitnya.
Peluncuran itu menuai kecaman internasional. Militer AS pun meningkatkan pengawasan atas aktivitas Korut Laut Kuning.
Bukan hanya itu AS menyiagakan rudal sistem pertahanan rudal balistik setelah Korut berkali-kali meluncurkan rudalnya.
AS dan sekutunya berkali-kali mengecam peluncuran rudal Korut ke luar angkasa karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Negara itu dijatuhi sanksi internasional karena program rudal dan senjata nuklirnya.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait