JAKARTA, iNewsSemarang.id - Akademisi sekaligus praktisi bisnis, Prof Rhenald Kasali diundang oleh Deddy Corbuzier di channel youtube miliknya. Dalam acara podcast tersebut, Prof Rhenald Kasali memaparkan perbedaan antara orang kaya asli dan orang kaya palsu.
Ia menjelaskan hal itu saat ditanya Deddy Corbuzier terkait orang yang suka pamer kekayaan, namun merupakan agen atau brand ambassador yang didesain untuk menipu orang lain agar mengikuti bisnisnya.
“Ya, itulah yang terjadi saat ini. Itu banyak terjadi saat ini dan kita yang tidak mengerti masuk dalam umpan mereka. Tentu tidak semua, ini kan ada klasifikasiya,” jawab Prof Rhenald Kasali saat menjadi bintang tamu dalam podcast milik Deddy Corbuzier, dikutip Sabtu (12/3/2022).
Prof Rhenald menjelaskan, ada orang kaya yang memang dia pantas menikmati kekayaannya dan sesuai. Orang tersebut juga tidak pernah pamer berlebihan. "Kita kenal lah ada orang yang tinggalnya di Utara Jakarta, tepi pantai, dia menikmati kekayaannya. Tapi dia tidak pamer berlebihan. Jadi, kalau misalnya mereka beli dia tahu uangnya berapa dan itu cuma berapa persen dari pendapatannya,” katanya.
Kemudian, ada orang kaya yang hidupnya sangat sederhana. Orang dengan kategori ini bisa karena takut pajak atau juga bisa gaya hidup yang turun temurun dari keluarga.
“Sehingga kalau dia makan itu enak banget, karena makannya bukan buat pencitraan. Dia sederhana misal datang ke warung bakmi pinggir jalan, juga enak gitu ya. Gua yakin enakkan dia yang makan daripada kita yang makan,” ucap Prof Rhenald.
Lalu, ada orang kaya tetapi dia terlalu sederhana. Adapun orang kaya seperti ini bisa dibilang tidak menikmati kekayaanya.
“Tapi ada juga yang sebaliknya, dia kaya tapi terlalu sederhana. Itu capek berteman dengan kaya begitu. Karena ya mau beli apa, dia gak menikmati. Buat apa juga seperti itu, yang ideal kan yang pas-pasan,” lanjutnya.
Adapun kategori terakhir, yakni orang yang memiliki gaya hidup tetapi tidak sesuai dengan pendapatannya. Menurut Prof Rhenald, kategori seperti ini berbahaya.
“Nah yang bahaya yang keempat ini, jadi dia tidak sesuai dengan pendapatannya, bisa juga dia dipakein orang lain. Harus kita akui di Barat saja banyak terjadi yang pakai tas-tas branded itu adalah selebritis, karena itu dititipkan oleh pemilik mereknya. Sehingga dia pakai dan membuat orang berpikir juga ingin memakainya,” jelasnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait