MOSKOW. iNewsSemarang.id - Beberapa waktu lalu Rusia menggempur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Enerhodar, Ukraina. Rusia menuding kalau fasilitas tersebut digunakan oleh tentara Ukraina untuk memproduksi bom kotor .
Sebelum menyerang reaktor nuklir Zaporizhzhia, media Rusia memang ramai memberitakan kalau fasilitas tersebut telah menjadi pusat pengembangan bom kotor.
Ini karena fasilitas tersebut menyimpan radioaktif dari limbah PLTN.
Lalu apa itu bom kotor?
Mengutip situs resmi United States Nuclear Regulatory Commision (USNRC), Minggu (13/3/2022), bom kotor adalah jenis bom ringan yang menggabungkan bahan peledak konvensional, seperti dinamit dengan bahan radioaktif.
Bom Kotor Jika dibandingkan bom nuklir, dampak ledakan bom kotor jauh lebih kecil.
Bom nuklir menciptakan ledakan yang jutaan kali lebih kuat daripada bom kotor dengan sebaran radiasi mencapai ribuan mil persegi. Sedangkan radiasi bom kotor hanya tersebar dalam beberapa blok atau mil dari sumber ledakan.
Bom kotor bukan senjata pemusnah massal namun kontaminasi yang dihasilkan bisa meruntuhkan mental musuh, ini yang jadi tujuan utamanya.
Tingkat kontaminasi juga tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran bahan peledak, jumlah radioaktif, dan jenis bahan radioaktif yang digunakan, cara penyebaran, dan kondisi cuaca.
"Mereka yang paling dekat dengan ledakan akan menjadi yang paling menderita akibat radiasi," tulis USNRC.
Efek kesehatan yang terjadi karena radiasi bom kotor ini tergantung dari dosis bahan radioaktif yang digunakan. Dengan kata lain, semakin tinggi dosis radiasi, semakin tinggi risiko dan tingkat keparahan cedera.
Untuk menangani mereka yang terkena dampak radiasi bom kotor , petugas medis akan mendeteksi bahan radioaktif apa yang digunakan. Jika sudah mengetahuinya, baru petugas akan melakukan tindakan medis.
USNRC menyatakan, hal tersulit dari penanganan bom kotor adalah dekontaminasi dari daerah yang terkena.
Tindakan ini mungkin memerlukan waktu dan biaya yang besar.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait