SEOUL, iNewsSemarang.id - Ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat di tengah tanda-tanda yang berkembang bahwa Pyongyang akan segera menindaklanjuti ancamannya untuk memulai kembali pengujian rudal balistik antarbenua (ICBM).
Pengujian ICBM oleh Korea Utara (Korut) diyakini bakal dilakukan aling cepat pada Senin (14/3/2022) ini. Hal itu terungkap lewat laporan media lokal Korea Selatan, dengan mengutip seorang narasumber di lingkungan Kantor Kepresidenan di Seoul, hari ini.
Tindakan Korut itu dianggap Barat sebagai pelanggaran terhadap moratorium 2017 yang diberlakukannya sendiri.
Kantor Presiden Korsel Moon Jae In—yang akan habis masa jabatannya—telah memberi tahu presiden terpilih Yoon Suk Yeol bahwa peluncuran uji coba rudal Korut sudah dekat. Menurutnya, tidak akan mengejutkan jika uji coba senjata itu terjadi pada Senin ini, demikian laporan surat kabar Chosun Ilbo.
Komentar tentang kemungkinan uji coba rudal Korut itu disampaikan ketika penasihat keamanan nasional Korsel, Suh Hoon, pada Sabtu (12/3/2022) memberi tahu Yoon tentang berbagai kebijakan luar negeri dan masalah keamanan di Korsel.
“(Uji coba rudal) ini sangat dekat sehingga tidak mengherankan jika mereka (Korut) melakukannya pada Senin. Kami menanggapi situasi ini dengan serius,” kata laporan surat kabar itu mengutip Suh.
Juru bicara Kantor Presiden Moon mengatakan, Suh telah memberi penjelasan kepada Yoon tentang gerakan Korut baru-baru ini, termasuk peluncuran rudal belakangan ini dan juga tentang krisis Ukraina. Namun, jubir kantor itu menolak mengomentari berita Chosun Ilbo.
Sementara juru bicara Yoon, Kim Eun Hye, mengatakan kepada Reuters bahwa mungkin memang ada berbagai pengarahan tertutup untuk presiden terpilih. Akan tetapi, dia tidak mengonfirmasi perincian tentang masalah keamanan yang dibahas.
Dalam pengumuman bersama yang jarang terjadi, Amerika Serikat dan Korsel pada Jumat (11/3/2022) lalu menyatakan bahwa Korut menggunakan ICBM terbesar yang pernah ada dalam dua peluncuran rudal baru-baru ini. Korut melakukan itu dengan kedok persiapan peluncuran satelit.
Sistem rudal Korut, yang dikenal sebagai Hwasong-17, diresmikan pada parade militer di Pyongyang pada 2020 dan muncul kembali di pameran pertahanan pada Oktober 2021.
Yoon, yang terpilih sebagai presiden Korsel pekan lalu, telah mengisyaratkan sikap keras terhadap Pyongyang. Meski tetap terbuka untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Korut yang terhenti, dia mengatakan serangan pendahuluan mungkin diperlukan untuk melawan serangan rudal Korut yang akan segera terjadi.
Yoon juga berjanji untuk membeli tambahan alat pencegat rudal THAAD dari AS.
Sebelum pemilihan, Yoon memperingatkan adanya tekanan yang lebih kuat dari komunitas internasional jika Korea Utara menembakkan ICBM dengan kedok peluncuran satelit. Namun, presiden terpilih Korsel itu enggan untuk memberikan komentar tambahan pada Minggu (13/3/2022) kemarin.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait