Dilaporkan Pernah Digempur Pasukan Rusia, Ternyata Masjid Ini Masih Kokoh Berdiri

Anton Suhartono
Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol, Ukraina, masih berdiri tegak setelah dilaporkan menjadi target bombardir pasukan Rusia (Foto: Emina Dzheppar)

ANKARA, iNewsSemarang.id - Setelah sempat dilaporkan digempur oleh pasukan Rusia pada pekan lalu, bangunan Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol, Ukraina, masih terlihat kokoh berdiri.

Bahkan, masjid ini menjadi tempat berlindung warga sipil, termasuk warga dari Turki. Pasukan Rusia hanya mengepung dan membombardir pusat kota tempat masjid berada.

Kepala Asosiasi Masjid Sultan Suleiman Ismail Hacioglu mengatakan, pertempuran terjadi di lokasi yang jaraknya relaif masih jauh dari masjid. Menurut dia pertempuran pecah di lingkungan berjarak sekitar 2 kilometer dari masjid.

“Masjid kami tidak rusak,” kata Hacioglu.

Dia melanjutkan, pada Jumat pekan lalu sebuah rudal menghantam bangunan yang berjarak sekitar 700 meter dari masjid, sehingga tempatnya masih aman. Saat itu di dalam masjid terdapat 30 warga negara Turki.

Hacioglu menambahkan, warga sipil yang terjebak di zona pertempuran sangat membutuhkan bahan pokok, seperti makanan dan minuman.

Di Mariupol, kata Hacioglu, total ada 86 warga Turki yang menunggu dievakuasi, termasuk 30 yang berada di masjid. Mereka sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki untuk evakuasi.

Sebelumnya Kedubes Ukraina di Ankara, mengutip pernyataan dari Wali Kota Mariupol, menyatakan ada 86 warga Turki yang berlindung di masjid tersebut, 34 di antaranya anak-anak. Masjid dibombardir pasukan Rusia.

Dalam kesempatan terpisah Kemlu Ukraina menyatakan ada 80 orang dewasa dan anak-anak yang berlindung dari serangan pasukan Rusia.

“Masjid Sultan Suleiman the Magnificent dan istrinya Roxolana (Hurrem Sultan) di Mariupol ditembaki penjajah Rusia. Lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak bersembunyi dari penembakan, termasuk warga Turki,” bunyi keterangan Kemlu Ukraina. 

Ratusan ribu warga sipil dilaporkan terjebak di Mariupol dalam kondisi kelaparan bahkan terluka akibat pertempuran sengit. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan harus ada kesepakatan kemanusiaan yang konkret secepatnya untuk menghindari kematian lebih banyak.

“Ratusan ribu penduduk kota sekarang menghadapi kekurangan kebutuhan pokok yang ekstrem atau total, seperti makanan, air, dan obat-obatan. Mayat, warga sipil, dan pejuang, terjebak di puing-puing atau tergeletak di tempat terbuka di mana mereka diserang,” bunyi pernyataab ICRC.

"Orang-orang dari segala usia, termasuk staf kami, berlindung di ruang bawah tanah yang tidak ada pemanas. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk berlari ke luar demi mendapatkan makanan dan air."

Hingga Sabtu pekan lalu, Rusia telah merebut pinggiran sebelah timur Mariupol.

Editor : Agus Riyadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network