SEMARANG, iNewsSemarang.id – Upaya melestarikan budaya Jawa terus digalakkan SMP Negeri 27 Semarang. Salah satunya melalui kegiatan Selasa Literasi dengan mengusung tema Nguri-uri Kabudayan Jawi.
Kegiatan edukatif kali ini dipentaskan oleh para siswa Kelas VII F dengan menampilkan seni kolaborasi permainan tradisional atau dolanan bocah dengan tembang macapat Kinanti.
Meski dengan persiapan singkat, sebanyak 32 siswa-siswi tampil kompak dan percaya diri di hadapan ratusan siswa lain yang duduk lesehan di Lapangan SMPN 27 Semarang, Selasa (14/1/2025).
Dalam durasi 20 menit, penampilan dibuka dengan pranata cara bahasa Jawa, dilanjutkan tembang macapat Kinanti. Kemudian permainan cublak-cublak suweng dan menari dengan menyanyi lagu perahu layar.
Wali Kelas VII F, Sri Mulyati mengatakan ide kegiatan ini muncul mengingat di sekolah ada program permainan tradisional. “Salah satu dari anak kami punya bakat disitu yaitu macapat. Maka kami gabungkan antara permainan tradisional dengan bakat yang dipunyai anak,” ujar Sri.
“Memang kami butuh banyak persiapan terutama pada kolaborasi anak-anak. Mengingat 32 anak dan semuanya harus terlibat. Lagu dolanan, tembang macapat Kinanti. Saat libur, persiapan di rumah menghafalkan cublak-cublak suweng sama praon. Setelah masuk latihan 3 kali,” ujarnya.
Sementara, Plt Kepala SMP Negeri 27 Semarang, Rini Rusmiasih menjelaskan, kegiatan ini merupakan pembiasaan dari SMP Negeri 27 Semarang. Pembiasaan literasi yang mana pembiasaan ini merupakan salah satu program SJSS (Sekolah Jujur Sekolah Saya) yang mana dalam SJSS ini membudayakan atau membangun karakter anak terkait 9 nilai antikorupsi.
“Jadi dalam literasi hari ini menanamkan sikap mandiri, kerjasama, kemudian gotong royong, adil dan tanggung jawab. Jadi setiap anak memiliki peran untuk bisa membangun literasi,” kata Rini.
Menurutnya, literasi itu tidak harus membaca, tetapi bisa bermain bersama kemudian ada lagu tembang Jawa itu artinya memuat nilai-nilai luhur yang perlu dipahami anak-anak kegiatan literasi ini.
“Intinya, kita bisa melestarikan budaya Jawa melalui nembang, dolanan anak dan sebagainya. Di era digitalisasi ini ternyata tembang-tembang Jawa, permainan tradisional ini masih digemari anak. Jadi tanpa gadget, HP anak bisa tetap bisa melaksanakan literasi,” katanya.
Marsini, Guru Bahasa Jawa menambahkan, tembang macapat kinanti yang ditampilkan siswa kelas VII F bertema tentang siapa yang ingin menghadap Tuhan itu harus punya iman dan taqwa, sedangkan orang-orang yang kafir nantinya di sana akan menyesal.
“Intinya literasi tentang nasihat beriman dan bertakwa. Bermain jangan hanya gadget, hendaknya main secara berkelompok bermain tradisional. Mudah-mudahan anak-anak mengenal dan melakukannya,” tandasnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait