SEMARANG, iNewsSemarang.id – Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah Pantura Jawa Tengah (Jateng) akibat sejumlah tanggul sungai jebol dan guyuran hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin (20/1/2025) sore hingga Selasa (21/1) pagi.
Terparah, banjir bandang disertai tanah longsor melanda Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Bencana tanah longsor yang menerjang wilayah Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono mengakibatkan korban jiwa.
Lokasi tanah longsor di Petungkriyono Pekalongan. (IST)
Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) bersama segenap warga terus berupaya mencari korban yang masih tertimbun material longsor di Desa Kesimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/25) siang.
Laporan dari posko lapangan Desa Kesimpar menyebutkan, data sementara korban yang berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia berjumlah 15 orang, yang berasal dari daerah Sipetung, Tlogo, Garung, Kesimpar, Gumelem, Dranan, dan Mudal Yosorejo.
Sementara itu, Banjir parah juga melanda wilayah Kabupaten Kendal, ribuan rumah warga di 23 desa yang tersebar di empat kecamatan terendam banjir akibat tanggul Kali Bodri jebol.
Data sementara yang dihimpun menyebutkan, wilayah kecamatan yang terendam banjir di antaranya Kecamatan Gemuh meliputi Desa Cepokomulyo, Galih, Pamriyan, Sedayu, Gemuh, Tamangede dan Krompakan.
Kemudian wilayah Kecamatan Cepiring meliputi Desa Botomulyo, Cepiring, Damarsari, Korowelang dan Pidodo. Banjir terparah melanda wilayah Kecamatan Patebon, tepatnya di Desa Kebonharjo. Ketinggian banjir mencapai hingga 2 meter. Banjir juga merendam Desa Lanji, Purwosari, Kumpulrejo, Magersari, Wonosari, Bangunsari dan Kartika Jaya. Kemudian wilayah Kecamatan Pegandon meliputi Desa Puguh, Margomulyo dan Dawungsari.
Banjir dan longsor menerjang sejumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Batang, Senin (20/1/2025) malam. Bencana terjadi akibat hujan deras dengan intensitas tinggi selama tiga jam mengguyur Batang sejak pukul 18.30 WIB.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Batang Puji Setyowati mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerjunkan tiga tim penanganan bencana ke lokasi bencana.
"Ya memang benar, saat ini wilayah Kabupaten Batang dikepung bencana. Kami sudah menerjunkan tiga tim dan menyediakan perahu karet ke lokasi wilayah banjir maupun longsor," katanya dikutip dari Antara, Senin (20/1)
Sejumlah wilayah yang dilanda banjir antara lain Klidanglor dan Karangasem Utara di Kecamatan Batang, Desa Masin di Kecamatan Warungasem, dan Desa Candi di Kecamatan Bandar. Sedangkan desa yang tertimpa longsor seperti Desa Surjo dan Desa Sidoharjo di Kecamatan Bawang.
Banjir dan longsor yang terjadi di Dukuh Kuripan, Desa Surjo menghanyutkan rumah warga dan satu korban terbawa arus sungai, serta pohon tumbang di Desa Gerlang, Kecamatan Blado."Akan tetapi, korban sudah ditemukan dalam kondisi selamat," katanya.
Sementara itu, sebanyak tiga desa Kabupaten Demak, dilanda banjir dan mengakibatkan seratusan rumah terdampak menyusul jebolnya tanggul Sungai Cabean.
Menurut Camat Guntur Sukardjo di Demak, Selasa, jebolnya tanggul Sungai Cabean yang berbatasan dengan Kecamatan Karangawen tersebut terjadi pada Senin pukul 23.30 WIB.
Panjang tanggul yang jebol di Dusun Gatak tersebut diperkirakan 10-15 meter, sehingga mengakibatkan air masuk ke pemukiman di Desa Tlogoweru, kemudian meluas ke Desa Bogosari dan Guntur. Untuk ketinggian genangan di perkampungan, kata dia, bervariasi antara 50-60 sentimeter.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan mengaku sudah berkoordinasi dengan posko bencana kecamatan, PMI, Basarnas, dan sejumlah pihak terkait lainnya untuk siaga ketika dibutuhkan bantuannya.
"Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Demak untuk penanganan darurat terhadap tanggul jebol, serta berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, karena yang memiliki kewenangan sungai yang jebol," ujarnya dikutip dari Antara.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ancama cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Berdasarkan analisis BMKG, hujan sangat lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di Jateng dan Lampung pada periode 21-27 Januari 2025. Kondisi serupa juga terjadi untuk wilayah Indonesia lainnya yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem.
Kondisi ini dipengaruhi kombinasi beberapa fenomena atmosfer yang aktif. Beberapa fenomena tersebut di antaranya angin Monsun Asia yang membawa kelembapan tinggi, fenomena La Nina lemah yang memperkuat curah hujan di wilayah tropis, gelombang ekuator Rossby dan Kelvin yang memicu pembentukan awan konvektif, serta nilai OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang negatif di sebagian besar wilayah.
"Hingga sepekan ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah wilayah masih tinggi. Monsun Asia diperkirakan tetap aktif hingga akhir Februari 2025, sementara fenomena La Nina lemah terus berlangsung hingga pertengahan tahun 2025," tulis BMKG dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).
BMKG menyebut, gelombang atmosfer, seperti Rossby dan Kelvin, juga akan melintasi wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan yang mana memberikan kontribusi pada pertumbuhan awan hujan yang meluas.
"Kondisi ini menambah risiko bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau informasi cuaca terkini yang dirilis oleh BMKG," tulis BMKG.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait