“Bayangin setiap pemilihan (Pemilu), polisi ada dimana coba? Harusnya memihak keadilan, tapi ini kan sudah diselewengkan karena dia ada dimana-mana. Itu produk dari perang dunia kedua, produk Amerika. Jadi ini sudah lama,” bebernya.
Menurut dia, negara militer gampang dikudeta, karena militernya terlalu dekat dengan kepala negara dan memegang pasukan. Tapi negara demokrasi beda. “Ya ini resikonya, resiko sistem negara demokrasi ya begini, ini hasil produk perang dunia kedua,” ucapnya.
“Makanya jangan kalah. Kalau kita ingin punya negara hebat jangan kalah. Negara kalah akan diatur negara menang, karena menang pemenang itu akan mengambil semuanya,” ujar I nternational Public Speaker ini.
Diketahui, empat anggota Subdit I Direktorat Reserse Siber Biro (Ditressiber) Polda Jatang yang diduga mengintimidasi Band Sukatani masih diperiksa Propam Polri. Mereka diperiksa terkait polemik Band Sukatani dengan lagunya Bayar Bayar Bayar yang mengkritik Polri.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengatakan, hingga saat ini pemeriksaan terhadap empat anggota polisi itu masih berlangsung.
“Divisi Propam Polri menegaskan bahwa saat ini proses pemeriksaan oleh Biro Paminal Divisi Propam Polri masih berlangsung, terkait dugaan intimidasi oleh anggota Ditressiber Polda Jateng,” ungkap Artanto, Minggu (23/2).
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait