"Kenapa Mees Hilgers itu tiap kali main untuk Timnas Indonesia sering cedera? Jawabannya karena jetlag. Mees Hilgers itu bukan orang Indonesia asli yang tinggal di Humidity (Kelembapan) 80 persen," kata dr. Tirta mengutip dari channel YouTube Sport77official, Selasa (25/3/2025).
"Sementara itu, humidity di Indonesia itu 80% ke atas ya, sedangkan di Belanda sana itu kering. Otomatis kalau kita humidity-nya 80%, keringat cepat keluar. Rasain sendiri dong kalau lari di Jakarta belum apa-apa sudah keringatan," lanjut dokter berusia 34 tahun ini.
"Nah kalau keringatnya berlebihan, otomatis kita rentan dehidrasi. Efek sampingnya menjadi rentan kram. Begitu dia kembali ke asalnya (Belanda), balik normal (langsung pulih dari cedera). Itulah rata-rata orang Indonesia kenapa PB Marathon-nya di luar negeri. Kenapa? Karena di sana lebih dry. Jadi orang itu lebih nge-shift," tegas dokter yang pertama kali mencuat di era Covid-19.
Dr. Tirta juga menyoroti jauhnya penerbangan Mees Hilgers yang dijalani dari Belanda ke Australia. Jauhnya penerbangan membuat tubuh Mees hilgers yang baru pulih dari cedera belum siap melakoni pertandingan dengan intensitas tinggi.
"Kedua karena jetlag. Bro, kamu kira Belanda ke Australia itu kayak Jakarta ke Bandung. Mees Hilgers dari Belanda ke Australia itu sudah berapa kali transit. Baru dua hari aklimatisasi langsung main," ujarnya.
Akhir pekan lalu, ibu Mees Hilgers dan sang kakak, Sara, sudah tiba di Manado. Mereka rencananya menyaksikan langsung aksi Mees Hilgers di SUGBK nanti malam.
Namun, karena Mees Hilgers keburu balik ke Belanda lebih cepat, ibu dan kakak Mees Hilgers gagal menyaksikan langsung aksinya. Kakak dna ibu Mees Hilgers sendiri baru tiba di Jakarta dari Manado kemarin pagi.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait