Suriah
Perang sipil atau perang saudara pecah di Suriah mulai 2011. Negara Timur Tengah itu menghadapi suhu panas politik dalam negeri yang mendorong terjadinya perang saudara.
Keterlibatan Rusia dalam perang Suriah dimulai pada 2015 atas permintaan Presiden Bashar Al Assad. Pada 30 September 2015, majelis tinggi parlemen Rusia menyetujui permintaan Vladimir Putin untuk mengirim Angkatan Udara (AU) ke Suriah. Rusia menggelar serangan udara pertama terhadap gerilyawan anti-Assad pada 30 September 2015.
Sebelumnya, saat pemerintahan Suriah Hafez Al Asaad, Rusia menyediakan dan mengirim peralatan militer ke Suriah. Meskipun hubungan kedua negara sempat renggang lantaran ketidakmampuan Suriah membayar utang, hal itu bisa dibenahi pada 1994 melalui pembaharuan kebijakan.
Langkah membantu Suriah dalam perang sipil untuk menunjukkan bahwa Rusia ingin diperhitungkan sebagai negara yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang militer dan politik dunia. Meskipun dalam sisi ekonomi, Rusia masih tertinggal dari Amerika Serikat.
Di sisi lain, banyak pengamat beranggapan campur tangan Rusia tak jauh dari hasil kunjungan tokoh besar Iran, Qasem Soleimani, ke Moskow pada Juli 2015. Dilaporkan Soleimani berhasil meyakinkan Putin untuk mengirim pasukan militer ke Suriah.
Rusia bahkan juga menampung para pengungsi Suriah di beberapa kota seperti Moskow dan St Petersburg.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait