SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kerusakan ekosistem terumbu karang akibat insiden Kapal Ganda Nusantara 10 milik PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) di Pulau Menjangan Besar, Taman Nasional Karimunjawa, dalam proses penanganan melalui upaya restorasi terumbu karang pada 3-8 Mei 2025.
Program pemulihan ekosistem yang dilakukan oleh PELNI bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro (Undip) ini dibawah pengawasan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan Kementerian Kehutanan.
Kegiatan pemulihan yang dilakukan secara mandiri ini adalah salah satu upaya positif yang pertama kali dilakukan di bidang konservasi terumbu karang di Indonesia. Kegiatan ini selaras dengan komitmen Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Luthfi untuk membawa Karimunjawa menjadi destinasi internasional berbasis olahraga petualangan.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dan komitmen Undip untuk menjadi lebih bermartabat dan bermanfaat khususnya bagi masyarakat dan pelaku usaha bidang pariwisata serta pemerintah dalam bidang inovasi teknologi restorasi terumbu karang untuk pengembangan ekowisata berkelanjutan di Karimunjawa.
Upaya ini dimulai dengan kegiatan sosialisasi yang melibatkan berbagai pihak dari pemangku kepentingan dan masyarakat di Karimunjawa. Kegiatan restorasi terumbu karang seluas 18,4 m² dilakukan dengan pengembangan inovasi teknologi APR (Artificial Patch Reef) di perairan Pulau Menjangan Besar.
Transplantasi 15 jenis karang keras yang ditanam pada struktur APR adalah untuk pengembalian keragaman spesies karang yang terdampak insiden Kapal Ganda Nusantara 10 yang menyebabkan kerusakan terumbu karang pada waktu lalu. Inovasi teknologi restorasi terumbu karang yang menggunakan APR ini dikembangkan oleh tim peneliti Undip.
Teknologi ini terdiri dari struktur patch reef buatan yang dibangun dengan menggunakan beton modular yang saling terhubung dan disusun bertingkat. Teknologi APR telah terbukti efektif dalam memperbaiki ekosistem terumbu karang yang rusak dan meningkatkan keberagaman hayati bawah laut.
Prof. Dr. Munasik, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Biru Undip menjelaskan bahwa struktur modular ini menyampaikan bahwa penyelam SCUBA dapat menggunakan teknik inovatif untuk merangkai beton yang berat di dasar laut dengan lebih mudah, yang pada gilirannya memudahkan proses instalasi.
“Penggunaan terumbu buatan berbahan beton modular telah berhasil meningkatkan kekasaran (rugosity) dasar laut dan menciptakan habitat baru untuk kehidupan laut,” kata Prof Munasik dalam keterangannya, Rabu (7/5).
Habitat baru ini yang terbentuk ini, kata dia, selanjutnya akan mengalami akselerasi perkembangan ekologis menjadi ekosistem baru dengan keanekaragaman biodiversitas biota laut yang tinggi.
“Pembuatan struktur APR pada kegiatan ini menggunakan limbah hasil pembakaran batubara yang berupa abu (fly ash and bottom ash) dari PLTU yang sudah teruji tidak berdampak negatif dan aman bagi kehidupan biota laut,” jelas penemu APR ini.
Lebih lanjut, dalam sesi sosialisasi pada 3 Mei 2025, Prof. Munasik menjelaskan bahwa susunan substrat beton pada struktur APR ini dapat meningkatkan kekasaran dasar laut, yang penting dalam meningkatkan kemampuan terumbu karang untuk menangkap larva karang.
Hal ini berpotensi meningkatkan biodiversitas terumbu karang di kawasan tersebut. Struktur APR bertingkat ini juga didesain untuk mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan anakan karang dengan lebih optimal.
Menurut dia, sejumlah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan kelulushidupan karang dapat dicapai melalui perbaikan struktur dasar laut yang salah satunya adalah melalui struktur buatan ini.
Program restorasi ini juga menerapkan teknologi transplantasi karang pada struktur APR yang telah dipasang, dengan tujuan untuk mengembalikan spesies-spesies karang yang hilang akibat kerusakan sebelumnya.
Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan di Kantor SPTN Wilayah II Karimunjawa ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, di antaranya Kepala Polsek Karimunjawa, Danramil X Karimunjawa, TNI AL Karimunjawa, Kepala Distrik Navigasi Kelas II Semarang, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Karimunjawa, Petinggi Karimunjawa, serta perwakilan dari SKPK Karya Bhakti, KTH Jatikerep Ijo, KTH Sido Rukum, Kelompok Kerapu Tiger, Kelompok Bintang Timur, HPI Karimunjawa, Omah Karang Karimunjawa, dan Wildlife Conservation Society (WCS).
Ketua Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ), yang diwakili oleh Kepala Seksi Karimunjawa Isai Yusidarta, ST., M.Sc, menekankan bahwa model pemulihan mandiri ini merupakan contoh praktik terbaik dalam upaya pemulihan kerusakan ekosistem laut, serta dapat dijadikan acuan bagi penanganan kerusakan lingkungan lainnya di Indonesia.
“ Bibit terumbu karang yang ditransplantasi pada APR tidak diambil di alam, tetapi diperoleh dari hasil budidaya terumbu karang di Pulau Sambangan, Kapulaun Karimunjawa,” jelasnya.
Setelah sosialisasi, dilakukan kegiatan pemindahan substrat beton menuju lokasi pemasangan terumbu buatan, dilanjutkan dengan proses instalasi APR dan transplantasi karang. Proses ini akan terus dipantau dan dipelihara secara periodik selama tiga tahun ke depan untuk memastikan keberhasilan restorasi.
Dr. Muhammad Helmi, koordinator pelaksana kegiatan menjelaskan di sela-sela pemasangan struktur APR pada 4 Mei 2025 di perairan Pulau Menjangan Besar, Zona Perikanan Tradisional, Taman Nasional Karimunjawa.
Sebelum instalasi APR, tim juga telah melakukan pemetaan dasar laut untuk mengetahui kondisi sebaran terumbu karang eksisting, morfologi dasar laut dan kekasaran dasar laut (rugosity).
Analisis data untuk memahami arsitektur terumbu karang di sekitar calon lokasi restorasi sebagai baseline untuk identifikasi rona awal dan mengukur perubahan yang terjadi setelah instalasi serta pamantauan perkembangan ekosistem terumbu karang hingga 3 tahun mendatang.
“Data ini diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari teknologi APR,” kata Muhammad Helmi yang juga seorang ahli pemetaan pesisir dan laut di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Undip.
Penelitian terkait restorasi terumbu karang dengan struktur buatan juga dapat menjadi solusi kerusakan akibat aktivitas antropogenik dan meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap ancaman gelombang laut dan perubahan iklim.
Program restorasi mandiri ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan berbasis masyarakat, dimana pelibatan masyarakat lokal dalam kegiatan ini sangat besar, mulai dari pembuatan struktur APR, pengangkutan, penurunan dan penataan struktur di dasar laut serta transplantasi terumbu karang. Pelibatan masyarakat dibawah pengawasan penuh dari tim ahli ini dilakukan sebagai upaya pembelajaran dan pengenalan inovasi sains dan teknologi rahabilitasi terumbu karang.
Upaya ini selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam konservasi terumbu karang dan masyarakat dapat melakukan upaya mandiri restorasi ini di masa mendatang.
Di sisi lain, lokasi restorasi terumbu karang menggunakan inovasi teknologi APR ini iuga dapat menjadi spot wisata baru yang edukatif dan unik di Kepulauan Karimunjawa. Lokasi restorasi ini dapat menjadi wahana inovasi sains dan teknologi bagi wisatawan untuk pembelajaran tentang repoduksi dan transplantasi terumbu karang, photo spot, kegiatan snorkeling dan diving.
Pembelajaran bagi wisatawan untuk ikut menyususn struktur APR yang sederhana di dasar laut dan menanam terumbu karang yang dilengkapi dengan barcode dan nama wisatawan adalah eduwisata yang sangat menarik untuk dikembangkan. Dengan keberhasilan program ini, diharapkan dapat membuka peluang untuk penerapan teknik restorasi serupa di berbagai wilayah pesisir Indonesia.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait