SEMARANG, iNewsSemarang.id – Perjalanan PSIS Semarang mengarungi kompetisi Liga 1 2024-2025 berakhir tragis. Skuad Mahesa Jenar harus turun kasta ke Liga 2 musim 2025-2026.
Ironisnya, PSIS tergedradasi dengan menyadang status sebagai juru kunci klasemen akhir Liga 1 2024/25 dengan hanya mengoleksi 25 poin dengan memainkan 34 laga (6 menang, 7 seri, 21 kalah).
Catatan buruk lainnya, Septian David Maulana dkk tak pernah menang dalam 14 pertandingan beruntun. Pada laga terakhirnya atau pekan ke-34 Liga 1 2024/25, PSIS yang bermain di kandang sendiri di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (24/5) menyerah 1-2 dari PS Barito Putera.
Ya, sepanjang Liga 1 2024/25 ini, PSIS Semarang menjalani kompetisi dengan beragam kendala yang mengadang sehingga cukup signifikan memengaruhi fokus dan performa pemain.
Kendala itu di antaranya keterlambatan gaji pemain dan official hingga memantik aksi dua kelompok suporternya yakni Panser Biru dan Snex. Kedua suporter pun kompak melakukan aksi boikot sepanjang laga kandang PSIS di Stadion Jatidiri.
Parahnya, panitia pelaksana (panpel) memutuskan beberapa laga kandang PSIS di Stadion Jatidiri digelar tanpa penonton.
Atas rentetan permasalahan tersebut, suporter PSIS menuntut manajemen mundur termasuk CEO PSIS untuk mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban atas performa dan prestasi PSIS yang jeblok di musim ini.
Sementara, CEO PSIS Yoyok Sukawi akhirnya angkat bicara terkait performa PSIS yang merosot tajam hingga terjun ke kasta Liga 2. Dalam Official Statement yang diunggah melalui Instagram pribadinya, Yoyok menyampaikan permohonan maaf dan bertanggungjawab atas performa tim PSIS.
“Seluruh pecinta PSIS dan warga Semarang yang saya hormati, Dengan sepenuh hati saya ingin mengucapkan permintaan maaf sebesar-besarnya atas hasil di musim ini dimana PSIS terdegradasi ke Liga 2,” ujar Yoyok, Minggu (25/5/2025).
“Saya juga meminta maaf karena selama ini banyak situasi dan masalah yang telah membuat gaduh, karena komunikasi yang kurang baik serta krisis keuangan yang dialami oleh PSIS yang menyebabkan adanya gaji atau hak pemain yang terlambat terbayarkan, sehingga mempengaruhi prestasi PSIS musim ini,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pemain, official, staff, dan seluruhnya yang sudah bekerja berjuang di PSIS yang harus terdampak melalui permasalahan ini.
“Sebagai CEO klub, saya yang bertanggung jawab atas kejadian di musim Liga 1 2024/25.Untuk pemenuhan hak pemain atau official selalu diupayakan dan akan menjadi tanggung jawab saya selaku pemegang saham terbesar dan pengelola PSIS, Insya Allah tuntas tepat waktu sesuai rencana,” ucap Yoyok/
Menurutnya, utang PSIS beberapa tahun terakhir yang rencana akan dikonversi menjadi saham juga telah ditawarkan kepada pemegang saham satu per satu, hingga batas waktu tidak ada yang bersedia menutup atau membeli serta tidak ada yang bersedia mengambil alih pengelolaan PSIS.
“Akhirnya karena kecintaan saya kepada PSIS utang tersebut sudah saya lunasi tuntas dan PSIS sudah sehat kembali, tidak terbebani utang masa lalu sudah tinggal melangkah dengan kekuatan baru,” katanya.
Kemudian terkait permasalahan di FIFA, pihaknya juga akan kami segera selesaikan dalam waktu dekat, tuntas seluruhnya menjadi tanggung jawabnya.
“Saat ini, saya sendiri sudah menyerahkan pengelolaan PSIS kepada pemegang saham dan menginstruksikan kepada direktur utama, Bapak Agung Buwono untuk mencari investor baru yang bersedia mengelola PSIS ke depannya,” jelas dia.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait