Salah satu peserta yang merupakan co founder dari komunitas Semarang Wegah Nyampah (SWN) yang aktif sejak tahun 2019, Afiana menceritakan bagaimana dirinya dan rekan-rekannya mengkampanyekan gerakan minim sampah melalui komunitas SWN.
“Kami membuat campaign dengan memanfaatkan media sosial dengan pesan kunci yaitu refuse first before reuse and recycle. Karena upaya reuse and recycle akan lebih besar,” kata perempuan yang akrab disapa Ana.
Bagi SWN, tidak ada usaha kecil yang tidak berguna, sesederhana membawa tumbler dan totebag untuk belanja. Semua akan berefek besar jika dilakukan bersama-sama secara masif.
Pada forum tersebut, Ia juga menjelaskan decluttering atau pilah sampah dapat memperpanjang nilai guna suatu barang yang berefek baik pada keberlanjutan dan lingkungan karena mencegah penumpukan sampah di TPA secara berlebihan.
“Suara anak muda dikenal fresh, kreatif dan can speak lauder termasuk pakai sosmed bisa jadi agen perubahan besar disaat lingkungan dah mulai genting. Harapannya anak muda bisa paham, peka dengan situasi lingkungannya, dan ambil aksi nyata,” tandas Ana.
Editor : Arni Sulistiyowati
Artikel Terkait