SEMARANG, iNewsSemarang.id - Timbunan limbah plastik, khususnya jenis PET (Polyethylene Terephthalate) dari botol minuman bekas, terus menjadi masalah lingkungan serius.
Plastik jenis ini sulit terurai di alam, menumpuk di tempat pembuangan akhir, dan sering mencemari perairan.
Di sisi lain, kebutuhan industri terhadap material cetak 3D (3D printing) terus meningkat, namun sebagian besar masih bergantung pada bahan sintetis yang tidak ramah lingkungan.
Menjawab tantangan tersebut, tiga mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (Unnes) menghadirkan inovasi “Pengembangan dan Penerapan Produk 3D Printing Menggunakan Filament Berbasis Recycled PET dengan Penguat Serat Alam”. Tiga mahasiswa tersebut adalah Dimas Eka Firmansyah, Lorensius Bima Atmaja, dan Fadil Nur Hidayat.
Teknologi ini dikembangkan mengolah limbah botol PET menjadi filament 3D printing ramah lingkungan, diperkaya dengan serat alam yang memberikan kekuatan mekanik tinggi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Inovasi ini dinilai memberikan solusi nyata untuk mengurangi timbunan plastik sekaligus menekan penggunaan serat sintetis.
Pemanfaatan serat alam tidak hanya memperbaiki sifat mekanis filament, tetapi juga menghemat energi produksi dan mengurangi emisi karbon.
Pencapaian ini mengantarkan Tim Teknik Mesin Unnes meraih Juara 1 pada ajang bergengsi Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) 2025 yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Semarang.
“Ke depan, riset ini memiliki prospek luas. Selain berkontribusi pada ekonomi sirkular dengan membuka peluang usaha berbasis teknologi daur ulang, penerapannya juga diharapkan mendorong kesadaran publik terhadap pentingnya pengelolaan limbah secara kreatif,” jelas Kepala Humas Unnes, Rahmat Petuguran, Jumat (15/8)
“Tim peneliti berencana mengembangkan proses produksi yang lebih efisien dan menjajaki kemitraan dengan industri manufaktur untuk memperluas pemanfaatan filament ramah lingkungan ini di berbagai sector,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait