Penobatan PB XIII menjadi momen penting dalam sejarah keraton, menandai keberlanjutan tradisi dan simbol kedaulatan budaya Jawa di Surakarta.
Di bawah kepemimpinannya, berbagai kegiatan adat kembali digiatkan seperti Kirab Pusaka 1 Suro, Grebeg Sudiro, dan Upacara Jumenengan Dalem.
Sinuhun juga dikenal berkomitmen dalam pelestarian seni klasik Jawa, di antaranya tari Bedhaya Ketawang, gamelan, hingga sastra keraton.
Di masa kepemimpinannya, keraton semakin terbuka terhadap masyarakat dan menjadi destinasi edukasi budaya bagi generasi muda.
Warisan Budaya dan Doa untuk Sang Raja
Kepergian PB XIII meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Keraton Surakarta, para abdi dalem, serta masyarakat Jawa yang mencintai tradisi. Sejumlah tokoh budaya, akademisi, dan pejabat pemerintahan turut menyampaikan belasungkawa.
Wali Kota Surakarta, Respati dalam keterangannya menyebut bahwa berpulangnya PB XIII merupakan kehilangan besar bagi dunia kebudayaan Jawa.
“Beliau adalah penjaga marwah budaya dan simbol kebijaksanaan. Sosoknya menjadi teladan bagi generasi penerus dalam menjaga jati diri bangsa,” ujarnya.
Meski PB XIII telah mangkat, warisan nilai dan keteladanan beliau akan terus hidup. Kerendahan hati, cinta budaya, dan semangat menjaga adat akan selalu menjadi suluh bagi masyarakat Jawa penanda bahwa meski zaman berganti, roh budaya luhur Nusantara tetap abadi di tanah Surakarta.          
          
          
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
