Kabar Bahagia! Festival Wayang Semesta Bakal Jadi Agenda Tahunan Pemkot Semarang

Arni Sulistiyowati
Kota Semarang tengah merayakan Hari Wayang Sedunia dengan penuh semangat melalui gelaran Festival Wayang Semesta di Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang. (Foto: Dok Pemkot Semarang)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kota Semarang tengah merayakan Hari Wayang Sedunia dengan penuh semangat melalui gelaran Festival Wayang Semesta di Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang. 

Kegiatan ini menghadirkan berbagai pertunjukan wayang dari klasik hingga kontemporer, sebagai upaya melestarikan seni tradisional warisan leluhur.

Hari pertama festival wayang, Jumat (7/11) diisi dengan pertunjukan wayang kontemporer yang dibawakan oleh para seniman muda. 

Tri Retno Prayudati, atau lebih dikenal dengan Nunung Srimulat turut memeriahkan pertunjukan wayang orang di Simpang Lima Semarang. Lawakan khas Nunung, membuat tawa ribuan penonton pecah sepanjang pertunjukan. 

Sementara untuk hari ke dua, Sabtu (8/11) penonton akan disuguhi penampilan wayang klasik dari Ngesti Pandowo serta kelompok kesenian dari Keraton.

Festival yang digelar selama dua hari ini menampilkan berbagai bentuk pertunjukan wayang, mulai dari garapan modern hingga klasik. 

Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng berencana menjadikan Festival Wayang Semesta ini sebagai agenda rutin tahunan. “Kami ingin kegiatan seperti ini digelar rutin setiap tahun. Ke depan, kami berharap dalam satu tahun sudah bisa menyiapkan pemain wayang orang dari kalangan generasi muda,” ujar Agustina. 

Bukan sekadar hiburan, festival ini juga menjadi tonggak penting regenerasi pelaku seni tradisi di Semarang. 

Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang berencana mendirikan Akademi Wayang, tempat belajar bagi anak-anak yang ingin menekuni dunia wayang secara serius.

Akademi ini akan berkonsep seperti pesantren seni, di mana para peserta “nyantri” untuk belajar berbagai hal mulai dari memahami karakter, berlatih dialog, hingga tampil dalam pertunjukan nyata.

“Nanti anak-anak bisa memilih karakter yang ingin mereka perankan, bisa jadi Srikandi, Pandawa, atau tokoh lain. Setelah memahami peran, mereka akan berlatih dan tampil rutin di TBRS setiap minggu,” ujar Agustina.

Nantinya, lanjut Agustina, sekitar 50 anak akan mengikuti pelatihan tahap awal yang dibiayai dengan APBD Kota Semarang. Targetnya, pada Hari Wayang Sedunia tahun depan, para peserta sudah mampu mementaskan satu lakon penuh bersama kelompok Ngesti Pandowo.

“Harapan kami, dari sinilah lahir generasi baru yang akan menjaga api seni perwayangan agar tak padam oleh waktu,” imbuhnya.

Kecintaan terhadap seni wayang juga diwujudkan dengan langkah nyata. Pemerintah Kota Semarang akan merestorasi bangunan Ngesti Pandowo yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Nasional. 

Editor : Arni Sulistiyowati

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network