“Kondisi atmosfer tersebut mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir serta angin kencang,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan hasil pemantauan atmosfer menunjukkan kelembapan udara yang sangat tinggi pada beberapa lapisan, yakni 850 mb, 700 mb, dan 500 mb, dengan nilai mencapai 70–100 persen.
Kondisi udara yang basah di berbagai ketinggian ini mendukung pembentukan awan hujan dalam jumlah besar, sehingga meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang.
Sejalan dengan kondisi tersebut, dia mengatakan BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca dan iklim ekstrem. Peringatan itu menyebutkan bahwa wilayah Cilacap, termasuk Kecamatan Majenang, berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 11–20 November 2025.
"Pada rilis tersebut juga disampaikan bahwa hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19–22 November 2025,” ujar Andri.
Berdasarkan data Tim SAR Gabungan per Sabtu (15/11/2025), sebnyak 11 korban longsor yang sebelumnya dinyatakan hilang berhasil dievakuasi. Sementara 12 lainnya belum ditemukan.
sejak hari pertama hingga hari ketiga (proses pencarian) ini, dari 23 yang dinyatakan dalam pencarian, telah berhasil mengevakuasi atau menemukan 11 korban, dan 12 yang masih harus ditemukan," ujar Dir Ops Basarnas, Laksamana TNI Bramantyo saat melakukan konferensi pers di lokasi, Sabtu (15/11/2025).
Pada proses pencarian hari ketiga mengerahkan 512 personel Tim SAR Gabungan, 9 anjing pelacak, 9 ekskavator, dan 9 alko atau pompa air.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
