SEMARANG, iNewsSemarang.id – Kabar baik, Universitas Diponegoro (Undip) membebaskan uang kuliah tunggal (UKT) bagi mahasiswanya yang terdampak banjir Sumatera.
Data sementara ada 95 mahasiswa yang terdampak dan datanya akan terus bertambah. Selain membebaskan UKT, Undip juga akan membantu dengan memberikan biaya hidup hingga mahasiswa terdampak tersebut sudah bisa hidup normal Kembali.
Undip melalui Bidang 1 telah terdata 95 mahasiswa terdampak banjir dari jenjang S1, S2 maupun S3 yang tersebar di seluruh Fakultas/ Sekolah. Rektor Undip, Prof Suharnomo menyatakan proses pendataan masih terus dibuka sehingga dipastikan jumlahnya akan bertambah.
Menurut dia. gerakan Undip untuk Sumatera ini muncul dari panggilan nurani dan nilai kemanusiaan yang menjadi ruh perguruan tinggi.
“Sejak awal kami langsung bergerak. Tim pertama berangkat pada 2 Desember 2025, disusul tim kedua pada 10 Desember dengan fokus medis dan logistik. Kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk para gubernur dan bupati, untuk memastikan bantuan tiba di titik yang paling membutuhkan,” ujarnya dikutip Minggu (14/12).
Rektor menambahkan, kepedulian Undip tidak berhenti pada masa darurat. Tahap pemulihan jangka panjang yang mencakup aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kesehatan masyarakat akan menjadi prioritas berikutnya.
Pemetaan kebutuhan bersama pemerintah daerah dan tokoh masyarakat terus dilakukan agar intervensi yang diberikan tepat sasaran dan bersifat berkelanjutan.
“Tahap awal adalah memastikan layanan medis dan kebutuhan air bersih terpenuhi. Setelah itu, kami siap berpartisipasi pada pemulihan sosial dan ekonomi melalui pendampingan multidisiplin. Undip mungkin hanya bagian kecil, tapi kami ingin ikut menggerakkan banyak hati untuk peduli terhadap apa yang terjadi di sana,” tegasnya.
“Kami saat ini tengah mempersiapkan pengiriman teknologi desalinasi air siap minum untuk menjawab kebutuhan mendesak air bersih di kawasan terdampak yang sebelumnya telah diterapkan di berbagai wilayah pesisir Jawa. Rencananya salah satu mesin dari 4 mesin desalinasi air akan dikirim melalui jalur darat pada Senin, 15 Desember 2025, sisanya menyusul,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Suharnomo menegaskan, bencana yang melanda beberapa wilayah Sumatera tidak hanya berdampak pada kerusakan fisik, tetapi turut memengaruhi stabilitas kesehatan, kondisi psikososial, pendidikan, hingga keberlangsungan ekonomi masyarakat.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
