JAKARTA, iNewsSemarang.id – Perkawinan anak bukan solusi untuk menjauhkan praktik pergaulan bebas dan perzinahan di kalangan generasi muda. Sebaliknya, nikah di usia muda dapat berisiko tingginya angka kematian ibu dan anak.
Untuk mengampanyekan bahaya perkawinan anak, yakni menikah sebelum usia yang ditetapkan pemerintah, Pengurus Pusat (PP) Fatayat NU baru-baru ini melaunching film pendek berjudul "KECELE".
Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengatakan, film pendek bedurasi sekira 13 menit itu menyampaikan pesan akan bahaya perkawinan anak. Dikatakan, film ini tergarap berkat kerja sama Fatayat NU dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"Kita terus menerus mengampanyekan bahaya perkawinan anak. Salah satunya lewat film pendek berjudul KECELE ini. Mudah-mudahan film ini disenangi dan menginspirasi film-film selanjutnya," kata Anggia di Perpusnas Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/4/2022).
Dia mengatakan, perkawinan anak masih banyak ditemui di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Anggia yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR itu mengaku miris banyaknya kasus perkawinan anak yang masih tetap terjadi dan terekspose di media sosial.
"Kita lihat di medsos, di desa, di sejumlah wilayah kasus mengajak nikah muda banyak sekali beredar. Nah film ini adalah salah satu counter," ujar Anggia.
Anggia juga menepis banyaknya asumsi yang beredar di tengah masyarakat bahwa perkawinan anak adalah solusi terbaik untuk menjauhi praktik zina. Dia dengan tegas menyatakan zina memang tidak boleh, tapi menikah saat masih anak-anak punya dampak negatif yang sangat besar.
Menurut Anggia, menikah bukan hanya menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan, tetapi lebih pada kemampuan membangun nilai yang bisa diterima oleh anak-anaknya sebagai pondasi menatap masa depan.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi cara Fatayat NU mengampanyekan bahaya perkawinan anak dengan berbagai cara kreatif, termasuk di antaranya melalui film pendek berjudul KECELE.
"Filmnya sangat mengena, saya terenyuh, terkejut juga saya setelah melihat film KECELE ini pesan-pesan bisa disampaikan dengan bahasa yang simple, lugas dan alami," kata Hasto.
Staf Khusus Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) Bidang Anak, Ulfah Mawardi juga mengapresiasi karya Fatayat NU tersebut. Menurutnya film pendek KECELE sesuai dengan program KPPPA.
"Kita apresiasi ya teman-teman Fatayat tadi filmnya sangat menarik. Pesan bagaimana anak menjadi pelopor dan juga pelapor ini sesuai dengan program KPPA, masuk semua dalam film ini. Film ini sangat interaktif dan edukatif," kata Ulfah.
Launching film pendek KECELE ini juga diikuti seluruh Pengurus Wilayah Fatayat NU seluruh Indonesia secara virtual. Nampak pula sebagai pembedah film jurnalis Kompas Sonya Hellen Sinombor, Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Nurul Hidayatul Ummah, Sekum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah serta sejumlah pengurus PP Fatayat NU.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait