Penulis: Ahmad Aunur Rahman*
SEMARANG. iNewsSemarang.id - Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia. Segala amal kebaikan, termasuk perilaku kita dicatat sebagai ibadah dengan pahala yang berlipat. Tentunya, kebaikan tersebut harus dilandaskan pada keikhlasan.
Ikhlas berarti bersih hati, tulus hati. Dalam hubungan sesama manusia ikhlas dapat diartikan sebagai kerelaan/ketulusan hati memberikan pertolongan. Ikhlas mudah diucapkan, namun memang sangat sulit untuk diaplikasikan.
Paling tidak ada dua tingkatan ikhlas, diantaranya ikhlas awam dan ikhlas khawas. Manusia yang memiliki sifat ikhlas Awam akan menjalankan ibadah kepada Allah SWT dengan landasan perasaan takut akan siksa Allah SWT dan mengharapkan pahala atas ibadah yang dilakukan.
Sedangkan pemilik sifat ikhlas Khawas akan beribadah kepada Allah SWT dengan harapan agar menjadi manusia yang lebih dekat dengan Allah SWT dan dengan kedekatannya tersebut nantinya manusia akan mendapatkan suatu balasan baik dari Allah SWT.
Kebanyakan kita dalam berperilaku dan beramal masih pada taraf ikhlas awam, tentunya juga tidak sedikit yang telah mencapai pada taraf ikhlas khawas. Untuk mencapai pada tingkatan ikhlas khawas, kita bisa belajar dari operasi pembagian bilangan.
Kita tahu bahwa (baca: satu dibagi dua hasilnya setengah), (baca: satu dibagi tiga hasilnya nol koma tiga puluh tiga), (baca: satu dibagi empat hasilnya nol koma dua puluh lima), (baca: satu dibagi lima hasilnya nol koma dua), dan (baca: satu dibagi sepuluh hasilnya nol koma satu).
Jika kita perhatikan pada operasi pembagian tersebut bahwa jika bilangan satu dibagi dengan bilangan yang nilainya semakin besar maka akan menghasilkan bilangan yang bernilai semakin kecil. Akan tetapi jika bilangan satu dibagi dengan bilangan yang nilainya semakin kecil, maka hasilnya merupakan bilangan yang bernilai semakin besar.
Bagaimana jika 1 dibagi dengan nol ? Ya…, hasilnya adalah tak hingga. Apa yang bisa kita ambil dari operasi bilangan ini? Jawabnya adalah ikhlas. Bagaimana kita berupaya mengaplikasi setiap perilaku, tindakan, ibadah kita yang berlandaskan ikhlas. Kenapa ikhlas?
Setiap operasi bilangan pembagian tersebut, terdapat tiga komponen yaitu bilangan yang dibagi, bilangan pembagi, dan hasil bagi. Kita bisa mengumpamakan bilangan yang dibagi sebagai amal ibadah yang kita lakukan. Kemudian bilangan pembagi sebagai perolehan atas apa yang kita lakukan dari Allah SWT.
Dengan demikian kita bisa belajar dari operasi pembagian tersebut bahwa ketika kita melakukan segala sesuatu dengan berharap lebih seperti mendapat pujian dari orang lain, supaya kita terlihat lebih baik, lebih alim dan sebagainya, maka sesungguhnya kita hanya akan mendapatkan hasil yang sedikit, atau bahkan kita tidak memperoleh apa pun.
Tetapi jika setiap perilaku kita, amal ibadah yang kita lakukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka hanya Allah lah yang tahu pasti kepantasan yang berhak untuk kita.
Pemahaman semacam ini merupakan aplikasi dari tingkatan ikhlas khawas, seperti pada firman Allah SWT pada QS. Al Baqarah ayat 265.
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثۡبِيتًا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ كَمَثَلِ جَنَّةِۢ بِرَبۡوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَأَتَتۡ أُكُلَهَا ضِعۡفَيۡنِ فَإِن لَّمۡ يُصِبۡهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS. Al Baqoroh : 265)
Wallahu a'lam bishawab...
Serial artikel Sains Ramadhan merupakan kerjasama iNewsSemarang.id dengan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait