Penulis: Andi Fadllan, S.Si., M.Sc.*
SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kita patut bersyukur hidup di Indonesia, negara dengan bentang alam yang berlimpah dan unik, memiliki 16.771 pulau, panjang garis pantai 99.803 km, 5.807 danau, dan 139 gunung api aktif. Kondisi ini tentu sangat wajar, karena secara geologis, Indonesia terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke arah utara dan lempeng pasifik yang bergerak relatif ke arah barat. Pertemuan kedua lempeng ini menyebabkan tingginya tingkat kerawanan gempa bumi di Indonesia. Badan Geologi mencatat setidaknya telah terjadi 204 kali gempa bumi dalam 10 tahun terakhir (2010-2020), bahkan telah terjadi gempa bumi merusak sebanyak 26 kali hanya di tahun 2021.
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya lapisan permukaan bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang menghasilkan gelombang seismik. Akumulasi energi tersebut dapat disebabkan oleh tumbukan antarlempeng bumi, aktivitas gunung api, buatan manusia, atau faktor tumbukan eksternal seperti tumbukan meteor. Gempa bumi merupakan bagian dari mekanisme alamiah untuk menjaga bumi agar tetap berada dalam keseimbangannya. Sebagai bentuk sunnatullah, ketidakseimbangan pada bumi akan selalu diikuti oleh upaya bumi menuju ke titik keseimbangan lainnya. Seperti itulah cara Allah SWT menciptakan sistem untuk menjaga keteraturan alam semesta yang sangat luas ini.
Isyarat tentang gempa bumi telah dinyatakan secara eksplisit dalam al qur’an dengan istilah yang berbeda-beda untuk menjelaskan beberapa fenomena gempa bumi yang berbeda. Istilah gempa bumi tersebut di antaranya adalah “Zalzalah”, “Dakk”, “Syaqq”, dan “Khasafa”. Kata “zalzalah” ditemukan dalam QS Al-Hajj: 1-2 dan QS Al-Zalzalah: 1-2, merujuk pada makna guncangan gempa yang sangat dahsyat dan terjadi di seluruh bagian bumi secara bersamaan. Kata “zalzalah” ini digunakan untuk menggambarkan betapa dahsyatnya gempa bumi di hari kiamat nanti. Bahkan, Allah SWT menggambarkan kedahsyatan gempa bumi tersebut sehingga mengakibatkan semua wanita yang menyusui lalai dari anaknya, gugurnya kandungan semua wanita yang hamil, dan orang-orang berjalan limbung padahal tidak mabuk.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait