JAKARTA, iNewsSemarang.id - Cahaya petunjuk dari Allah SWT, bisa diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tak terkecuali kepada seorang non-muslim sekalipun. Seperti kisah seorang bule cantik asal Kota Veenendaal, Belanda.
Bule cantik yang bernama Lidya van Zanten ini akhirnya masuk Islam usai hatinya bergetar mendengar suara azan. Kisah ini bermula saat ia merasa bingung dan aneh dengan konsep keyakinan dulu.
Mulanya, Lidya merupakan non-Muslim. Bahkan keluarganya adalah penganut agama yang cukup taat. Ia juga selalu bertanya-tanya, mengapa dirinya dilahirkan, hidup, dan ada di lingkungannya saat ini.
"Dan pertanyaan yang selalu menggelayut di pikiranku adalah kenapa aku ada dan kenapa aku dibesarkan di sini?" kata Lidya, seperti dikutip dari kanal YouTube Barat Bersyahadat, Kamis (30/6/2022).
"Memang masa kecilku bahagia, Alhamdulillah. Tetapi aku selalu merasa kurang puas dengan apa yang ada," tambahnya.
Meskipun hatinya diselimuti pertanyaan tentang pengampunan dosa, Lidya tetap mengimaninya. Ia pergi ke rumah ibadah dan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan.
"Saat itu aku tetap mengimani ajaran tersebut dan saat ibadah aku harus minta maaf, bertobat, dan aku gagal paham," terangnya.
Lalu suatu hari Lidya mendengar azan panggilan Sholat Jumat. Ia bertanya-tanya ada apa dan mengapa suara azan itu ada?
Lidya juga melihat banyak orang, khususnya laki-laki, yang melaksanakan Sholat Jumat di Hagia Sophia, Turki, hingga membeludak ke luar masjid.
Suara azan tersebut membuat hati Lidya bergetar dan sangat membekas. Ia pun langsung mencari tahu apa itu azan dan Islam, serta mengapa orang-orang sholat bersujud secara serempak menghadap Tuhannya.
Tidak hanya itu, Lidya sempat diberi salam "Assalamualaikum" oleh seseorang. Padahal ketika itu Lidya masih non-Muslim dan sedang mencari-cari tentang ajaran agama Islam.
Akhirnya Lidya mendapat hidayah Islam. Ia memutuskan masuk Islam karena semua yang Muslim ikuti masuk akal. Khususnya ketika meminta ampun kepada Tuhan, tidak ada perantara dan tak ada yang harus dikorbankan.
"Di Islam ibadahnya hanya antara Anda dan Tuhan, antara Anda dan Allah saja. Jika aku berdosa, aku harus minta ampun dan bertobat. Ini bagiku lebih adil, lebih terang dan jelas," katanya.
Bahkan sejak memutuskan menjadi mualaf, Lidya lebih religius. Imannya makin kuat, dan tidak ada benteng ketika ia ingin berdoa langsung kepada Tuhan yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Sejak masuk Islam, semuanya jadi begitu mudah bagiku. Hubunganku dengan Tuhan pun jadi makin membaik. Imanku makin tebal. Demikianlah gambaran lengkap dari kisah mualafku," pungkasnya.
Editor : Agus Riyadi