JAKARTA, iNewsSemarang.id - Arkeolog menganggap benda-benda purbakala hingga fosil-fosil yang berusia ribuan tahun sebagai 'harta karun' atau temuan yang berharga. Itulah alasan mengapa penemuan arkeologi tidak melulu berupa harta karun kuno yang terdapat di makam raja-raja jaman dahulu.
Kendati demikian, penemuan arkeologi ini tidak semua dapat dipecahkan dengan mudah oleh para peneliti. Ada sejumlah penemuan arkeologi yang menjadi misteri hingga kini.
Beberapa penemuan arkeologi ini membuat dunia terkagum-kagum namun membuat ilmuwan harus berpikir keras memecahkan misteri benda kuno tersebut.
Berikut 7 penemuan arkeologi paling misterius di Bumi yang dikutip dari Live Science:
1. Makam Qin Shi Huang
Pada tahun 1974, para petani di provinsi Shaanxi China secara tidak sengaja menemukan salah satu temuan arkeologis terbesar abad ke-20, yakni tentara Terakota seukuran prajurit asli yang menjaga makam Kaisar Qin Shi Huang (259 SM – 210 SM).
Para sejarawan tahu bahwa tentara tanah liat ini dibuat untuk menjaga kaisar pertama China di akhirat. Apa yang tidak diketahui, bagaimanapun, adalah di mana tepatnya kaisar dimakamkan atau harta apa yang mungkin ada di ruang pemakamannya.
Sebuah makam berbentuk piramida terletak sekitar satu mil ke timur laut tempat tentara terakota ditemukan. Namun, tidak ada yang benar-benar memasuki makam yang menyimpan jenazah Qin Shi Huang.
Berdasarkan dokumen kuno yang dimiliki pemerintah China, tempat peristirahatan terakhir kaisar pertama mereka adalah makam paling mewah yang pernah dibangun di China. Istana itu dibangun di bawah tanah, lengkap dengan "kerajaan" di sekitarnya, makam ini terdiri dari jaringan gua dan bahkan termasuk sistem drainase yang canggih.
Apakah para arkeolog akan memiliki teknologi yang mereka butuhkan untuk menggali makam dengan aman (yang juga mengandung kadar merkuri yang sangat tinggi) tetap menjadi misteri, seperti halnya banyak harta karun yang ada di dalamnya.
2. Piramida
Dibangun hampir 5.000 tahun yang lalu di tempat yang sekarang bernama Kairo, kompleks tiga piramida dengan yang terbesar, Khufu, mendominasi situs ini. Piramida ini bukti penghormatan orang Mesir kuno terhadap Firaun mereka dan seluk-beluk kepercayaan mereka pada kehidupan setelah kematian.
Para arkeolog hingga kini masih masih mencari petunjuk tentang siapa yang membangun monumen besar, bagaimana dan mengapa. Sejauh ini arkeolog masih menelusuri terowongan dan lubang baru di dalam piramida.
3. Kematian Raja Tut
Makam Raja Tut digali pada tahun 1922 oleh ahli Mesir Mesir Howard Carter, dan kisah-kisah tentang "kutukan firaun" yang membunuh orang-orang yang mendekati makam telah beredar sejak saat itu.
Para arkeolog percaya bahwa raja bocah itu meninggal secara tak terduga, mungkin karena infeksi atau cedera yang diderita dalam kecelakaan kereta. Kematiannya yang terlalu dini dapat membantu menjelaskan kondisi aneh mumi ketika ditemukan.
Raja Tut tampaknya telah terbakar setelah tubuhnya dimumikan dan makamnya disegel. Para ahli yang telah mempelajari mumi percaya bahwa pembungkus linen Raja Tut, yang direndam dalam minyak pembalseman yang mudah terbakar, mungkin telah bereaksi dengan oksigen di udara.
Namun penguburan tergesa-gesa dari tokoh kerajaan ini juga memunculkan misteri lain: Ada kemungkinan bahwa makam Raja Tut awalnya dibangun untuk orang lain, dan mungkin ada mumi lain yang belum ditemukan yang dikubur di makam yang sama.
4. Manusia Kerdil
Penemuan fosil mausia kerdil atau hobbit pada 2003 di pulau Flores yang terpencil di Indonesia hingga kini belum terpecahkan oleh para ilmuwan. Tulang belulang hominin purba mungil Homo floresiensis ini dijuluki ilmuwan sebagai "the Hobbit."
Kerangka H.floresiensis pertama yang pernah ditemukan adalah milik wanita dewasa berusia 30 tahun dengan tinggi sekitar 1,06 meter. Pada awalnya, para peneliti percaya tulang kecil itu mungkin milik manusia dengan mikrosefaliakondisi yang ditandai dengan kepala kecil dan perawakan pendek.
Tetapi penemuan-penemuan selanjutnya dari kerangka berukuran sama menunjukkan bahwa Hobbit bukan hanya manusia kecil, itu adalah spesies tersendiri. Namun, tempat pasti H. floresiensis dalam silsilah keluarga hominin masih menjadi misteri.
Editor : Maulana Salman