Alaminya, tubuh akan membentuk sel-sel baru pada kulit. Namun, jika sel-sel lama tidak terkelupas dan tertahan di kulit, maka sel baru akan mendorongnya keluar. Hal inilah penyebab terbentuknya milia. Tak hanya itu, milia juga bisa terjadi karena kerusakan kulit akibat ruam, cedera, dan sinar matahari.
3. Syringomas
Syringomas adalah benjolan keras mirip jerawat. Syringomas terbentuk dari hasil pertumbuhan kelenjar keringat berlebih. Untungnya, benjolan ini tak membahayakan tubuh.
Lokasi munculnya syringomas juga mirip dengan milia. Berdasarkan penjelasan dr. Arina, syringomas bisa muncul di leher, dada, sampai area kaki.
4. Keratosis seboroik
Gejala yang keempat ini adalah benjolan mirip kutil yang terjadi akibat penuaan. Benjolan ini pada umumnya mengandung struktur putih atau kuning kecil (milia-like cysts) atau MLCs.
Keratosis seboroik juga disebut tumor epidermal. Secara teknis, tumor ini muncul karena kumpulan sel ekstra pada lapisan luar kulit (epidermis). Keratosis tidak berbahaya dan tidak juga membutuhkan perawatan khusus. Namun, kamu bisa menghubungi dokter kulit untuk perawatan lebih lanjut jika merasa terganggu.
5. Xanthelasma
Dr. Arina menjelaskan, gejala munculnya milia bisa mirip dengan beberapa kondisi kulit lainnya, salah satunya adalah xanthelasma. Milia dan xanthelasma inu memiliki kesamaan, yaitu bentuk bintil yang cukup mirip.
"Xanthelasma adalah plak berwarna kekuningan dan umumnya muncul di kelopak mata. Plak ini adalah gumpalan lemak dari kolesterol di bawah kulit," jelas dr. Arina.
Itulah beberapa gejala milia yang perlu diketahui. Milia tidaklah berbahaya, tetapi jika kamu merasa terganggu, kamu bisa mengunjungi dokter kulit untuk mendapatkan perawatan. (Mg/Revina).
Editor : Agus Riyadi