Sementara itu, Owner dan Chairman ALBA Group Asia Axel Schweitzer mengatakan, pabrik baru ini akan dilengkapi dengan peralatan canggih yang mampu memproses botol minum PET dan mengubahnya menjadi cacahan plastik rPET kualitas tinggi dan pelet rPET food-grade.
"Teknologi canggih ini berasal dari produsen alat terdepan di Asia dan Eropa yang bisa memproduksi sekitar 36 ribu ton PET daur ulang per tahun, termasuk PET daur ulang food-grade," katanya.
Axel mengungkapkan, intuk proyek strategis ini, ALBA menggunakan keahlian dari Interzero, sister company ALBA dari Jerman, dalam mengembangkan konsep, membangun dan mengoperasikan pabrik untuk membantu Indonesia mengurangi dampak limbah plastik.
"Kami ingin meningkatkan jumlah pengumpulan limbah plastik di Indonesia dengan menciptakan pasar. Kami percaya akan dampak sosial positif dari proyek ini karena kami bekerja sama dengan pengepul lokal dan ini akan banyak membuka pekerjaan baru di wilayah sekitar," ujarnya.
Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengatakan, dibangunnya pabrik baru daur ulang sampah memiliki banyak manfaat bagi masyarakat.
"Makanya dari awal saya terus dorong agar ini bisa berdiri di Kendal. Kita support dalam perizinannya, sehingga nanti apabila sudah beroperasi kita bisa bekerjasama lebih jauh agar dengan beroperasinya pabrik ini masyarakat bisa berpenghasilan," kata Dico.
Dia mengaku akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan sejumlah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) agar bisa memasok material produksi yang dibutuhkan saat pebrik tersebut beroperasi.
"Bumdes kita ajak dengan melibatkan masyarakat untuk memasok material ke sini. Kebetulan, kebutuhannya sangat banyak. Seandainya hanya mengambil dari Kendal saja pasti tidak cukup. Jadi nanti pasti mengambil dari daerah lain," terangnya.
Editor : Agus Riyadi