get app
inews
Aa Read Next : Valbury Tambah Pilihan Bank, Nasabah Kini Lebih Mudah Berinvestasi di Perdagangan Berjangka Komoditi

Investasikan Rp888 Miliar, Group ALBA Dirikan Pabrik Daur Ulang Sampah di Kendal

Selasa, 06 Juni 2023 | 15:34 WIB
header img
Bupati Kendal Dico M Ganinduto bersama pendiri PT Tridi Oasis Group, Dian Kurniawati (kanan) dan Owner dan Chairman ALBA Group Asia Axel Schweitzer diacara grounbreaking PT AlBA Tridi Plastics Indonesia.(iNews/Agus)

KENDAL, iNewsSemarang.id - PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia berencana mendirikan pabrik daur ulang limbah plastik di Kawasan Industri Kendal (KIK). Total investasi untuk mendirikan pabrik yang mendaur ulang sampah hingga 48 ton pertahun ini mencapai US$ 60 juta atau Rp888 miliar.

Pabrik baru ini akan dibangun di area seluas 2,6 ha di KIK. Untuk membangun dan mengoperasikan pabrik daur ulang sampah ini, PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia telah bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB).

Pendiri PT Tridi Oasis Group, Dian Kurniawati mengatakan, didirikannya pabrik baru ini merupakan wujud dari komitmen ALBA dalam menjaga lingkungan sekitar melalui pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab dan perlindungan lingkungan sekitar. 

"Pabrik baru ini didesain untuk meminimalkan emisi udara dan mengintegrasikan proses pengolahan air dengan canggih demi memastikan pembuangan air yang aman ke sistem drainase," katanya diacara grounbreaking pabrik daur ulang sampah milik PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia, Selasa (6/6/2023).

Pabrik dengan teknologi canggih ini akan memproduksi 36 ribu ton material Polietilena Tereftalat atau PET daur ulang termasuk material food-grade untuk pembuatan botol minum PET baru 

Lebih lanjut disampaikan, didirikannya pabrik ini bukan hanya untuk mengatasi masalah limbah dan menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga memberdayakan UMKM lokal. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan produksinya pihaknya akan bekerjasama dengan pengepul lokal. Dia menyakini hal ini akan menjadi peluang kerja baru di Kabupaten Kendal.

"Saya yakin kerja sama ini dapat menjadi bukti nyata bagaimana isu sosial dan lingkungan dapat diatasi dengan kolaborasi strategis berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya.

Dia mengatakan, masalah limbah plastik di Indonesia menjadi isu yang cukup mengkhawatirkan. Setiap tahun, Indonesia menghasilkan 7,8 ton limbah plastik dan dari jumlah itu, 58% ini tidak dikumpulkan atau terserak dimana-mana.

Oleh sebab itu, dia berharap pabrik daur ulang tersebut dapat membantu Indonesia mengurangi dampak limbah plastik. Apalagi Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia.

Sementara itu, Owner dan Chairman ALBA Group Asia Axel Schweitzer mengatakan, pabrik baru ini akan dilengkapi dengan peralatan canggih yang mampu memproses botol minum PET dan mengubahnya menjadi cacahan plastik rPET kualitas tinggi dan pelet rPET food-grade. 

"Teknologi canggih ini berasal dari produsen alat terdepan di Asia dan Eropa yang bisa memproduksi sekitar 36 ribu ton PET daur ulang per tahun, termasuk PET daur ulang food-grade," katanya.

Axel mengungkapkan, intuk proyek strategis ini, ALBA menggunakan keahlian dari Interzero, sister company ALBA dari Jerman, dalam mengembangkan konsep, membangun dan mengoperasikan pabrik untuk membantu Indonesia mengurangi dampak limbah plastik. 

"Kami ingin meningkatkan jumlah pengumpulan limbah plastik di Indonesia dengan menciptakan pasar. Kami percaya akan dampak sosial positif dari proyek ini karena kami bekerja sama dengan pengepul lokal dan ini akan banyak membuka pekerjaan baru di wilayah sekitar," ujarnya.

Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengatakan, dibangunnya pabrik baru daur ulang sampah memiliki banyak manfaat bagi masyarakat.

"Makanya dari awal saya terus dorong agar ini bisa berdiri di Kendal. Kita support dalam perizinannya, sehingga nanti apabila sudah beroperasi kita bisa bekerjasama lebih jauh agar dengan beroperasinya pabrik ini masyarakat bisa berpenghasilan," kata Dico.

Dia mengaku akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan sejumlah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) agar bisa memasok material produksi yang dibutuhkan saat pebrik tersebut beroperasi.

"Bumdes kita ajak dengan melibatkan masyarakat untuk memasok material ke sini. Kebetulan, kebutuhannya sangat banyak. Seandainya hanya mengambil dari Kendal saja pasti tidak cukup. Jadi nanti pasti mengambil dari daerah lain," terangnya.

 

Editor : Agus Riyadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut