Direktur BPJS, dr. Lily Kresnowati, MKes menyebut ada lebih dari 50 persen kabupaten/kota di Indonesia yang telah menerapkan Universal Health Coverage (UHC). Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang tercepat menerapkan UHC BPJS.
"Tapi saya kira pada prinsipnya JKN itu sesuai dengan kebutuhan dasar kesehatan tentu ingin menjamin bahwa seluruh penderita tadi ya, thalasemia dan lain-lain semua ya yang membutuhkan layanan JKN tadi bisa terjamin dengan pelayanan JKN nya, apalagi Kota Semarang kan sudah UHC ya," ujar Lily.
"Nanti kedepan kita akan lihat bersama seperti apa bagaimana pemenuhan persyaratan dan seterusnya, jadi untuk saat ini mungkin belum masuk ke JKN untuk hematologi onkologi, tetapi seluruh FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut) yang ada di kota Semarang ini sudah bisa menjamin Thalasemia dan hemophilia tadi ya di rumah sakit rumah sakit lain juga ada, namun khusus untuk yang klinik hematologi onkologi yang disampaikan tadi kita masih menjajaki kedepan nanti seperti apa," tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. M. Abdul Hakam yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan dukungannya terhadap Klinik Utama PMI Kota Semarang yang menjadikan pelayanan unggulan. Menurutnya klinik utama memang seharusnya ada di kota-kota besar di Indonesia salah satunya adalah Kota Semarang.
"Harapannya ya tidak numpuk di rumah sakit, karena kasusnya kebetulan untuk pelayanan darah di kota Semarang ini cukup banyak karena memang 40 persen dari kabupaten/kota lain yang datang ke tempat kita," ungkapnya.
Hakam menyebut, jikalau ini benar-benar bisa terlaksana menuju layanan klinik utama yang bisa khusus di layanan kelainan darah dan kanker, ia yakin antrian yang di rumah sakit bisa terurai.
"Apalagi kan layanannya juga cukup singkat ya kalau di sini, administrasinya juga cukup singkat," terangnya.
Pihaknya berharap klinik utama PMI bisa terus berkembang, baik dari sisi kelengkapan peralatan lain yang mendukung maupun sumber daya manusia.
"Misalnya ada IGD nya, SDM, kemudian alat-alat untuk menangani emergency juga ada, kemudian ruangan seperti kayak HCU atau ICU nya yang ada alat ventilatornya, karena resiko transfusi salah satunya adalah gagal nafas, itu juga harus disiapkan," paparnya.
Hakam menambahkan, pihaknya juga mendorong agar PMI tidak hanya bergerak di donor darah, terlebih ada bulan dana PMI yang bisa menjadi salah satu dukungan untuk merealisasikan perkembangan pelayanan di klinik.
"Mudah-mudahan nanti kemudian nanti dilengkapi karena kalau kita berbicara hematologi onkologi atau kasus kelainan darah dan kanker ini biasanya adalah Hb nya turun, pasti butuh tambahan darah, maka kalau misalnya klinik ini mau melangsungkan transfusi ya syarat-syarat yang tadi saya sampaikan harus disiapkan oleh temen-temen klinik utama PMI ini," pungkasnya.
Editor : Maulana Salman