Sulap Kota Lama yang Kumuh Jadi Indah, Hendi Dinilai Berhasil Bangun Representasi Sosial di Semarang

“Dengan pendekatan teori representasi sosial Serge Moscovici, Hendrar tampak mampu membentuk kognisi baru akan pentingnya perubahan di kota lama sekaligus mewujudkannya menjadi lebih nyata. Kepemimpinan Hendrar ini menarik karena jarang dilakukan kepala daerah di Indonesia,” ujar Hakim saat sidang tesis berjudul "Representasi Sosial dalam Revitalisasi Bangunan Heritage di Kota Semarang" yang berlangsung secara virtual, Jumat (4/2/2022).
Pengunjung sedang bersantai menikmati suasana Kota Lama Semarang dengan latar GPIB Immanuel atau lebih dikenal Gereja Blenduk. Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah bangun Belanda ini menjadi salah satu spot favorit wisatawan. Foto: Ist
Hakim berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan dewan penguji yakni Dwi Purbaningrum dan Juni Alfiah Chusjairi. Menurut Hakim, berpijak pada teori Moscovici, ada dua mekanisme representasi yang dibangun Hendrar. Yakni penjangkaran (anchoring) dan perubahan menjadi hal nyata (objectification). Mekanisme anchoring antara lain terlihat pada penggunaan istilah (naming) yang mampu menggugah kognisi baru publik, seperti Kota Pusaka, Bergerak Bersama, Ikon Baru Kota.
Hendrar juga mampu secara efektif menggunakan pendekatan emosional untuk mengajak warga berubah. “Dari anchoring ini kemudian terjadi objektifikasi seperti yang terlihat Kota Lama sekarang yakni makin tertata, bersih dan jujugan warga baik wisatawan lokal serta non lokal,” terang Hakim yang juga jurnalis KORAN SINDO tersebut.
Editor : Sulhanudin Attar