get app
inews
Aa Text
Read Next : Suara PSI Melonjak Tak Wajar di Sirekap, Presiden Jokowi: Tanyakan KPU

Janggal! Suara PSI Melonjak 19 Ribu di Sirekap KPU dalam 2 Jam

Minggu, 03 Maret 2024 | 10:59 WIB
header img
Burhanuddin Muhtadi (Foto: MPI)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap KPU menuai kontroversi. Pasalnya, jumlah suara partai yang diketuai Kaesang Pangarep itu tiba-tiba melonjak drastis dalam waktu dua jam. 

Rupanya, pelonjakan suara di Sirekap itu ternyata tak hanya terjadi pada PSI, namun juga dialami oleh Partai Gelora. Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi menilai 'ledakan' suara dua partai gurem pendukung Prabowo-Gibran itu janggal karena data yang masuk Sirekap sudah lebih 50 persen.

Bahkan, Burhanudin pun menyebutkan peningkatan suara dua pro pemerintahan Jokowi tersebut mencapai belasan ribu dalam kurun waktu dua jam.

"Biasanya kalau ini sesuai dengan teori namanya the law of large number/teori bilangan besar, jadi kalau sudah masuk banyak data ke Sirekap KPU itu kemungkinan volatilitas suara itu makin kecil terjadi, jadi naik turunnya jadi 0,00 sekian bagi semua partai, kenapa demikian ? karena data masuknya udah banyak apalagi di atas 65%," kata Burhanudin kepada iNews Media Group, Sabtu 2 Maret 2024.

"Kemudian muncul pertanyaan, kenapa ada dalam 2 jam terakhir 110 (data) TPS masuk kok kemudian PSI naik 19 ribu kemudian Gelora naik 15 ribu, yang lain kenaikan suaranya kecil-kecil," sambungnya.

Kendati demikian, sebagai seorang peneliti, ia tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa perbedaan tersebut terdapat indikasi kecurangan.

Menurutnya, perlu dilakukan pengecekan data formulir hasil c1 TPS antara yang termuat di Sirekap dengan beberapa lembaga survei.

"Kan TPS-nya ada nomornya, desanya apa kecamatannya apa, bandingkan saja, apakah sama atau tidak, kalau misallkan ada perbedaan mungkin ada kesalahan teknis mungkin juga ada kesalahan nonteknis, nah itu sekarang yang saya belum punya buktinya," ujarnya.

"Tapi intinya, kenaikan suara tajam buat PSI dan gelora dalam beberapa hari terakhir dan itu yang seharusnya kita diskusikan, apakah ini kesalahan teknis di Sirekap KPU atau ada problem lain, nah ini yang kita belum sampai kesimpulan sejauh itu," tambahnya.

Sekedar informasi, raihan suara PSI terpitret melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, raihan suata itu mendekati ambang batas parlemen yakni sebesar 4%.

Dari data real count KPU yang dipublikasikan di Sirejao pada laman laman web pemilu2024.kpu.go.id, PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Data itu diolah dari rekapitulasi suara di 530.776 TPS pada Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB.

Suara itu terus melonjak hingga Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB. Dari hasil real count terhadap 541.260 TPS pukul 13.00 WIB, PSI mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.

Sementara itu politisi PSI, Cheryl Tanzil merespons dugaan tuduhan curang dari sejumlah pihak dan menyebut PSI menang atau kalah tetap dibully.

"Kita kan negara demokrasi ya, setiap orang bebas berekspresi. Tapi hati-hati, kalau teriak curang dan menuduh PSI tapi tidak bisa membuktikan secara hukum. Karena kami pun sangat terbuka kalau memang ada kecurangan silakan laporan kita ada mekanisme ada Bawaslu ya, silahkan aja," kata Cheryl, Sabtu (2/3/2024).

"Saya rasa ini ironis sekali partai kami ya, karena apapun yang terjadi pada partai kami, kami tetap dibully. Misalnya, kalau partai kami menang, kami akan dibilang curang karena partai yang pemilu sebelumnya tidak menang lalu sekarang menang, dibilang curang. Lalu kalau kami kalah kami dibully juga bahwa Kaesang itu tidak berpengaruh. Jadi apapun itu ya kami sudah siap. Ini bagian dari berjuang untuk demokrasi," ujarnya.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut