"Akhirnya saya memilih beternak kambing, karena saya lihat alam di Desa Penggarit masih banyak menyediakan pakan ternak kambing, seperti rumput dan dedaunan masih melimpah," ungkapnya sambil terus mengawasi ternak kambingnya yang diangon.
Menurutnya, ia mengawali usaha ternak kambingnya dengan 10 ekor cempe (anak kambing), yang kemudian dia pelihara hingga lama-lama bertambah menjadi ratusan ekor kambing.
Adapun kambing yang dipelihara Yoto adalah kambing jenis wedus gembel, karena menurutnya kebanyakan warung-warung sate membelinya jenis kambing ini. "Saya menjualnya ketika kambing sudah berusia 4 bulan (putus menyusu)," ujarnya.
Penghasilan yang ia peroleh dari ternak kambing menurut pengakuannya lumayan menjanjikan. Hal itu karena selain di desa masih banyak tersedia lahan alami untuk pakan, penjualannya pun cukup mudah karena banyak terdapat warung makan seperti warung sate.
"Ternak kambing itu pekerjaan orang tua, jarang anak muda minat. Padahal ternak kambing hasilnya lumayan," ujar Yoto
"Jika sewaktu-waktu ada kebutuhan besar, maka tinggal menjualnya tanpa kita harus ke toko seperti kita jual perhiasan emas. Tukang sate akan ke sini sendiri tanpa kita perlu susah ke sana untuk menjualnya," ujarnya,
Editor : Ahmad Antoni