get app
inews
Aa Read Next : Senangnya Atlet Pelajar se-Asia Diajak Piknik ke Situs Wisata Semarang usai Bertanding di ASBC 2024

Menjadikan Kampoeng Kelor sebagai Pusat Edukasi dan Wisata Terkemuka yang Menginspirasi

Minggu, 29 September 2024 | 19:29 WIB
header img
Pengembangan kelor ini terus berlanjut di Kampoeng Kelor. (Ist)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Keajaiban kelor lebih dari sekedar tanaman, di balik daun hijaunya, tersimpan potensi luar biasa untuk kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Moringa atau biasa dikenal kelor termasuk salah satu tanaman perkebunan berpotensi bisnis cukup luas. 

Daun kelor tidak dijual sebagai bahan baku mentah di pasar tradisional, tapi dapat dipasarkan dalam beragam jenis produk turunan seperti minuman, makanan, produk kesehatan dan produk kecantikan alami. 

PT Indo Nafaz Group siap sebagai distributor eksklusif untuk pengembangan ekspor produk Moringa yang diproduksi oleh PT Moringa Organik Indonesia. Selain untuk memperkenalkan keajaiban tanaman ini, mendukung peningkatan perekonomian masyarakat di Indonesia, meningkatkan devisa negara.

PT Moringa organik Indonesia (MOI) ini menggeluti bisnis kelor sejak 2010, berhasil ekspor ke Eropa melalui Jerman, Jepang, Malaysia, Kanada,dan lainnya. Bahkan kami telah memproduksi secara organik dan sudah diakui oleh CERES-German seluas 25 hektare,” kata Aki Dudi, Pemilik PT MOI, yang akrab dipanggil Aki Pangebon Kelor. 

Tanaman kelor yang dikelola Aki Dudi sudah memiliki sertifikat organik, proses pengeringan sesuai dengan ISO dan HACCP. “Semuanya kami terapkan dalam SOP budidaya dan pengolahan daun kelor Moringa Organik Indonesia,” kata Aki dalam keterangannya, Minggu (29/9). 

Untuk menjaga keberlangsungan atau keberlanjutan produk kelor dibutuhkan ketersediaan bahan baku yang memadai dan terjamin. Saat ini luas kebun kelor yang berafiliasi dengan MOI sekitar lebih dari 200 hektare. Area kebun tersebar di Blora seluas tiga hektare, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah. 

Pengembangan sudah sampai ke Tasik itu kebun inti ada 2 ha dan kebun plasma direncanakan bertahap 10 ha, 25 ha dan 50 ha. Demikian juga di Kawasan Boyolali, yang lebih mengutamakan pemberdayaan petani yang mengelola lahan milik Lanud Adi Soemarmo. 

Dengan adanya ketersediaan produk yang sustainable dan berkualitas, maka Komisaris PT Indo Nafaz Group, Retno Wijayanti, berkomitmen supaya produk ini dapat dinikmati seluruh dunia. 

“Setiap kandungan yang ada pada kelor, jika dikelola dengan benar seperti SOP dari PT MOI, maka ini akan menjadi sama seperti gingsengnya Korea, yang mendunia”, ujar Retno.

“Saya pertama kali mengenal kelor di Komunitas Rotary Club Kudus Srikandi, yang mempunyai program pencegahan Stunting dengan konsumsi daun kelor. Karena ketertarikan dengan manfaat dari kelor ini, hingga dipertemukan dengan Bapak Ai Dudi Krisnadi pemilik PT MOI”, jelas wanita yang akrab disapa Nana ini.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut