5. Merasakan ketenangan beribadah
Malaikat turun dengan membawa ketenangan ketika Lailatul Qadar sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
6. Dapat melihatnya dalam mimpi
Manusia dapat melihat malam Lailatul Qadar ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
7. Merasakan tenangnya udara dan angin sekitar
Sebagaimana penjelasan dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
Artinya: "Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR Ath-Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18/361. Syekh Al Albani mengatakan hadis ini sahih. Lihat Shahihul Jaami' nomor 5475)
8. Merasakan matahari terbit dengan cerah
Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata:
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke-27 (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot." (HR Muslim nomor 762. Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/149–150)
9. Merasakan mendapatkannya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan
Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Ini sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan." (HR Bukhari Nomor 2020 dan Muslim: 1169)
10. Merasakan meraihnya pada malam ganjil
Terjadinya Lailatul Qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR Bukhari nomor 2017)
Itulah hal-hal yang diyakini menjadi tanda seseorang mendapat Lailatul Qadar. Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Ahmad Antoni