"Tapi makin lama kelamaan itu karena kan sistemnya itu dia itu enggak transfer dulu, jadi banyak uang yang macet di sana. Jadi kita mencoba hal baru kita jualan petai di online gitu," tuturnya.
Gigih adalah kata yang cocok untuk Dira dan suami untuk membangun usaha Petai Wonogiri ini. Saat 'booming' TikTok sebelum ada beberapa masalah saat itu, mereka tidak henti untuk melakukan siaran langsung meski tak ada yang membeli.
Namun, Dira juga suami bertekad akan terus melakukan live dan membuahkan hasil sembilan pembeli pertama di tokonya yang bermodalkan hanya Rp250.000 saja.
"Kita di situ cuma punya modal Rp250.000 buat beli satu ikat petai, di situ ada sembilan pesanan itu kita sambil packing kayak gitu kan. Terus tahu-tahu kok naik algoritmanya, tahu-tahu di kita waktu di TikTok itu padahal yang nonton cuma 10, 20 ternyata tahu-tahu bisa sampai 1.000 bahkan waktu itu 1.300 sampai 1.400 gitu penontonnya," ucapnya.
Usai perubahan algoritma tersebut, pesanan petainya langsung meledak hingga 100 paket karena saat itu akun baru yang masih dibatasi. Sempat berhenti di 1,5 jam atau 2 jam live, Dira mengaku menghentikan aktivitasnya tersebut karena produknya habis terjual.
Dia mengakui ada kejadian naik turun saat berjualan tersebut, salah satunya saat akun 'Petai Wonogiri' terkena banned atau blokir dari pihak TikTok yang membuat mereka membuat akun baru bernama 'Produksi Wonogiri'.
Dira pun membagikan tips dan trik untuk para pelaku UMKM yang ingin berjualan online. Menurutnya, kuncinya jangan pernah malu untuk mendeskripsikan produk.
Editor : Ahmad Antoni