Sementara lanjut Ganjar, Survei I-NAMHS 2022 menemukan, 1,4% remaja Indonesia memiliki ide bunuh diri. Sebanyak 0,5% remaja membuat rencana bunuh diri dan 0,2% mencoba bunuh diri.
"Dan apa penyebabnya? Penelitian itu menyebut bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Kedua, 1 dari 20 remaja memiliki gangguan mental, angka ini setara dengan 20 juta remaja. Dan ketiga, anxiety atau kecemasan berlebihan menjadi gangguan mental yang paling umum terjadi," katanya.
Sayangnya lanjut Ganjar, tingginya angka bunuh diri di kalangan remaja tak sebanding dengan peningkatan literasi kesehatan mental oleh pemerintah. Selain itu, fasilitas layanan kesehatan mental di Indonesia sangat minim. Dari 10 ribu Puskesmas di Indonesia, hanya 6000 yang memiliki layanan kesehatan jiwa.
"Maka negara harus hadir dengan membangun lebih banyak fasilitas layanan kesehatan jiwa di Indonesia. Jumlah psikiater juga harus ditambah dan terus mengkampanyekan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental," tegasnya.
Sebagai Ketua Umum Kagama, Ganjar juga meminta alumni UGM peduli pada persoalan ini. Di manapun mereka berada, persoalan kesehatan mental khususnya di kalangan remaja menjadi PR yang mesti ditangani bersama.
Editor : Ahmad Antoni