Jawa Tengah Diselimuti Cuaca Dingin, Ini Penyebabnya

Menurut dia, selisih suhu udara paling minimum pada 1994 bila dibandingkan dengan suhu udara minimum pada Selasa ini masih terpaut 2 derajat Celcius yang berarti bahwa kejadian suhu udara dingin di Cilacap belum lebih dingin dari kejadian pada 1994. Dengan demikian, kata dia, suhu dingin yang saat ini terjadi masih bersifat normal.
Teguh mengatakan berdasarkan prakiraan yang dirilis oleh Stasiun Klimatologi Semarang, puncak musim kemarau di Jawa Tengah bagian selatan dan sekitarnya secara umum akan terjadi pada Agustus 2024.
"Demikian pula dengan suhu udara minimum pada malam dan pagi hari diprakirakan akan bertambah dingin. Hal itu memberikan indikasi bahwa kejadian suhu dingin ini masih akan berlangsung hingga akhir Agustus, bahkan awal September 2024," ujarnya.
Ia mengatakan kejadian suhu dingin tersebut diprakirakan akan normal, sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.
Menurut dia, munculnya kabut pada pagi hari saat musim kemarau merupakan sesuatu yang wajar dan lazim terjadi serta akan menambah suhu dingin di berbagai wilayah, termasuk Cilacap.
Suhu udara dingin pada musim kemarau ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering menuju ke Asia melewati Indonesia atau disebut dengan monsoon dingin Australia.
"Meskipun suhu udara pada malam hingga pagi hari terasa dingin, suhu udara pada siang hari terasa menyengat karena tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terbuang dan hilang ke angkasa," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni