Isu Selingkuh Menerpa Pratama Arhan dan Azizah Salsha, Ini Hukumnya Istri Selingkuh Menurut Islam!

Makna al ghisy (الغش) secara bahasa adalah:
"Al ghisy adalah seorang penjual menyembunyikan sesuatu yang jika diketahui oleh pembeli maka ia akan membencinya." (Adz Dzakhirah lil Qarafi, 5/172)
Dalam bahasa saat ini, ghisy artinya curang; berlaku tidak jujur; main belakang. Orang yang selingkuh pasti akan melakukan ghisy, karena menyembunyikan hubungan gelap dari pasangannya yang jika diketahui tentu akan membencinya. Padahal, al ghisy adalah dosa besar.
Dari Ma'qal bin Yasar radhiyallahu ’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
"Siapa pun yang Allah takdirkan ia menjadi pemimpin bagi rakyatnya, kemudian ia mati dalam keadaan berbuat ghisy (tidak jujur) kepada rakyatnya, pasti Allah akan haramkan ia surga." (HR Bukhari nomor 7150 dan Muslim: 142)
Suami adalah pemimpin dan rakyatnya adalah keluarganya. Namun tentu saja bukan hanya suami yang dilarang berbuat ghisy, istri pun dilarang.
Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barang siapa mengacungkan senjata kepada kami (kaum Muslimin), bukan bagian dari kami. Barang siapa berbuat ghisy (curang) kepada kami (kaum Muslimin), bukan bagian dari kami." (HR Muslim nomor 147)
Ghisy itu tidak hanya terlarang dalam jual-beli, namun dalam semua perkara. Syekh Ibnu Baz menjelaskan:
"Ghisy dalam semua perkara itu haram hukumnya dan merupakan perbuatan munkar. Berdasarkan keumuman sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: 'Barang siapa berbuat curang kepada kami (kaum Muslimin), bukan bagian dari kami.' Hadits ini lafaznya umum. Mencakup ghisy dalam semua muamalah, dalam nasihat, dalam musyawarah, dalam ilmu dan dalam semua perkara agama dan dunia." (Majmu’ Fatawa Bin Baz, 24/61)
3. Dusta
Perbuatan selingkuh pasti tidak akan lepas dari dusta. Sedangkan dusta adalah dosa besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang melebihi batas lagi pendusta." (QS Ghafir: 28)
Dusta itu akan menyeret seseorang ke dalam neraka. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta