MOSKOW, iNewsSemarang.id - Dituding Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat (AS) Oksana Markarova bahwa Rusia dalam sejumlah serangannya ke Ukraina menggunakan bom curah dan bom vakum, mendapatkan bantahan dari Rusia. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah jika Rusia menggunakan senjata terlarang tersebut saat melakukan serangkaian serangannya di sejumlah tempat di Ukraina.
Sebelumnya, tuduhan yang sama juga dilontarkan lembaga HAM internasional Amnesty International dan Human Rights Watch yang juga menuduh Rusia menggunakan bom curah, yakni menargetkan bangunan sekolah pendidikan usia dini yang digunakan warga sipil sebagai tempat berlindung.
Peskov mengatakan tuduhan penggunaan bom vakum dan bom curah itu palsu.
"Pasukan Rusia tidak melakukan serangan apa pun terhadap infrastruktur sipil atau perumahan. Itu tidak mungkin. Kami hanya berbicara tentang demiliterisasi Ukraina, tentang fasilitas militer," kata Peskov, Selasa (1/3/2022), dikutip dari Sputnik.
Dia lalu mengungkit kelompok nasionalis bersenjata Ukraina yang menggunakan objek sipil yakni manusia sebagai perisai hidup.
"Perlu diingat dalam sejumlah kasus yang Anda sebutkan, kita berbicara tentang serangan unit nasionalis yang sama, menggunakan objek sipil sebagai perisai manusia," katanya.
Militer Rusia serta milisi Donetsk dan Luhansk mengungkap beberapa kasus, salah satunya batalyon relawawn Ukraina menggunakan artileri Grad untuk menyerang perkotaan yang dihuni warga sipil. Serangan serupa dilaporkan di kota-kota lain di Donbass.
Kemhan juga menuduh Ukraina menggunakan amunisi fosfor di sekitar Kiev dekat Bandara Gostomel.
Bom vakum atau senjata termobarik bekerja dengan menghisap oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi. Senjata ini biasanya menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi jauh lebih lama daripada bom konvensional serta bisa membuat tubuh manusia menguap.
Editor : Agus Riyadi